Berita Klungkung
Rayakan Tumpek Krulut, Program Klungkung Menari Hadirkan Fragmen Semara Ratih, Kisahkan Kasih Sayang
para seniman di Klungkung, Bali mementaskan fragmen tari "Semara Ratih" yang alur ceritanya erat berkaitan dengan kasih sayang.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Akibatnya, Dewa Siwa membakar hidup-hidup Hyang Kamajaya hingga menjadi abu.
Dewi Ratih yang menyaksikan kejadian ini merasa sedih, dan memohon agar dirinya pula ikut dibakar, dengan tujuan agar selalu bisa mendampingi Hyang Kamajaya.
Setelah Dewi Ratih mengorbankan dirinya, tiba-tiba Dewa Siwa dirasuki perasaan kasmaran, akibat terkena panah semara panca wisaya milik Hyang Kamajaya yang mengenai jantungnya.
Dewa Siwa lupa akan niatnya melanjutkan tapa.
Yang terbayang adalah rasa kasmaran dan cintanya kepada Dewi Uma.
Fragmen ini digarap sangat sederhana dengan mengadopsi teknik pentas gaya pemanggungan teater.
Para penari dan penabuh dari Sanggar Kayonan Klungkung.
Sementara koreografer dan dalang oleh Wah Lanyuk, dan komposer, Dewa Danan.
Kadis Kebudayaan Klungkung, Ida Bagus Jumpung Oka Wedhana mengungkapkan, Klungkung Menari kembali digelar mulai tahun 2023.
Setelah 2 tahun ditiadakan karena pandemi.
Namun pada tahun ini, Klungkung menari akan digelar 6 kali selama setahun.
Hal ini karena keterbatasan anggaran pasca pandemi Covid-19.
Jika sebelumnya, program ini digelar setiap bulan, namun saat ini hanya 6 kali dalam setahun.
“Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Klungkung Menari digelar setiap akhir bulan. Untuk saat ini, setahun 6 kali," jelas Ida Bagus Jumpung.
Selain memberikan kesempatan para seniman untuk berkarya dan tampil, program Klungkung Menari juga memberikan hiburan seni dan budaya kepada masyarakat.
Hal ini dibuktikan dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, di setiap gelaran Klungkung Menari.(*)
Kumpulan Artikel Klungkung

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.