Berita Gianyar
Pemuda Klingkung Ubud Buat Ogoh-Ogoh Berbahan Ilalang, Agus Eri: Ramah Lingkungan dan Sakral
Dalam menyambut Hari Raya Nyepi tahun ini, pemuda Banjar Kelingkung, Desa Lodtunduh, Ubud ini membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Seiring massifnya sosialisasi tentang bahaya sterofoam dan plastik, kini mulai banyak bermunculan seniman-seniman berbakat yang mengkampanyekan melindungi alam.
Di mana kampanye ini diejawantahkan dalam karya.
Seperti yang dilakukan oleh Agus Eri Putra (35).
Baca juga: Kisah di Balik Lagu Ogoh-ogoh Ian Bero dan Okid Kres yang Melegenda, Diciptakan Tahun 1988
Dalam menyambut Hari Raya Nyepi tahun ini, seniman seni rupa Gianyar kelahiran Banjar Kelingkung, Desa Lodtunduh, Ubud itu pun memanfaatkan kepercayaan Sekaa Teruna Banjar Kelingkung dengan membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan.
Yakni membuat ogoh-ogoh dengan material ilalang atau di Bali disebut ambengan.
Seperti diketahui, di Bali, ilalang merupakan tanaman yang tumbuh liar berkelompok.
Baca juga: Tak Kapok, Ketut S asal Ubud Lagi Lakukan Pemalakan dengan Modus Sumbangan Ogoh-ogoh di Denpasar
Biasanya dia akan mendominasi lahan.
Jika dibiarkan tumbuh liar, ilalang ini berpotensi menjadi penyebab kebakaran, terutama di musim kemarau.
Sebab daunnya tipis, kering dan sangat mudah tersulut api.
Karena itu, menggunakannya sebagai material ogoh-ogoh, selain ramah lingkungan, juga dapat menghindari lingkungan dari kebakaran.
Baca juga: Sebelum Pangerupukan, Pemenang Lomba Ogoh-ogoh di Denpasar Akan Menggelar Arak-arakan di Catur Muka
Kepada wartawan, Selasa 21 Februari 2023, Agus Eri menjelaskan, dalam menyambut Nyepi tahun ini, ia dipercaya sebagai konseptor ogoh-ogoh oleh Sekaa Teruna di banjarnya.
Dalam hal ini, pihaknya lebih memilih menggunakan ilalang. Sebab selain untuk menghindari penggunaan sterofoam yang berbahaya bagi lingkungan, material ilalang juga memiliki hal positif lainnya.
Seperti, dapat menekan biaya.
Baca juga: Lomba dan Parade Ogoh-ogoh di Jembrana, Per Peserta Lomba Diberikan Dana Apresiasi Rp2,5 Juta
Sebab di desanya bahan ini sangat mudah ditemui.
Dalam mengolahnya menjadi ogoh-ogoh, hampir sebagian besar pemuda atau masyarakat setempat bisa. Sebab lingkungan setempat merupakan sentra produksi anyaman berbahan ilalang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.