Berita Gianyar
Pemuda Klingkung Ubud Buat Ogoh-Ogoh Berbahan Ilalang, Agus Eri: Ramah Lingkungan dan Sakral
Dalam menyambut Hari Raya Nyepi tahun ini, pemuda Banjar Kelingkung, Desa Lodtunduh, Ubud ini membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
"Setiap tahun kami ingin membuat dan memakai bahan ogoh-ogoh yang gampang didapat dari sekitar kita. Apalagi Desa Lodtunduh salah satu penghasil dan pembuat ulatan atap alang-alang," terangnya.
Baca juga: Tidak Boleh Sembarangan, Sumbangan Ogoh-ogoh Wajib Diatur Pararem
Gus Eri dkk mengaku tidak ada kesulitan berarti dalam membuat ogoh-ogoh unik ini.
Sebab, sebelumnya Sekaa Teruna setempat sudah beberapa kali diajak menggarap karya serupa berbahan alami.
"Dulu pernah pakai jerami, ulatan bambu dan sekarang ilalang. Ke depan, kami juga akan kembangkan kreasi lain yang ramah lingkungan," ujarnya.
Baca juga: Pasikian Yowana Kecamatan Kuta, Gelar Wicara Rupa Ogoh-ogoh dan Wimbakara Sketsa Ogoh-ogoh
Agus Eri mengatakan ogoh-ogoh yang dibuatnya adalah Garudeya.
Yakni mengisahkan tentang perjuangan Sang Garuda saat menyelamatkan ibunya Dewi Winata dari perbudakan Dewi Kadru dan para naga.
"Garudeya memporak-porandakan surga demi mencari tirta amerta. Dan kaitan dengan ogoh-ogoh berbahan alang-alang (ilalang), karena dalam perjalanan Sang Garudeya membawa tirta amerta, percikannya itu jatuh ke rumput alang-alang."
"Itu pula sebabnya, rumput alang-alang atau di Bali disebut ambengan ini punya nilai sakral. Sebagai bagian dari sarana upakara," jelasnya. (*)
Berita lainnya di Ogoh-ogoh

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.