Berita Buleleng
Bau Kotoran Babi Dikeluhkan Warga di Buleleng, Simak Beritanya
Menurut informasi peternakan itu kembali beroperasi, pada Januari lalu dengan mendatangkan sebanyak 600 ekor bibit babi, dan kini mulai berkembang.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Setelah sempat berhenti beroperasi, selama kurang lebih dua tahun akibat wabah penyakit, peternakan babi PT Anugerah Bersama Sukses (ABS) yang ada di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng kembali beroperasi.
Namun hal ini kembali mendapatkan protes dari warga setempat, lantaran bau kotoran babi yang ditimbulkan.
Menurut informasi peternakan itu kembali beroperasi, pada Januari lalu dengan mendatangkan sebanyak 600 ekor bibit babi, dan kini mulai berkembang menjadi 1.500 ekor.
Kembali beroperasinya peternakan itu mendapat keluhan dari warga, lantaran bau kotoran babi tidak dapat diminimalisir oleh warga hingga dilaporkan kepada pemerintah.
Baca juga: BPBD Bali Butuh Peran Serta Stakeholder Untuk Amankan Bali, Simak Penjelasannya
Baca juga: Gigitan Anjing Hingga Monyet Capai 392 Kasus di Karangasem, Simak Penjelasannya!

Mendapat laporan itu, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng pada Senin (27/2) menggelar mediasi antara warga dan pihak perusahaan.
Mediasi digelar di kantor Perbekel Bila.
Kepala DPMPTSP Buleleng Made Kuta mengatakan, PT ABS sejatinya telah mengantongi izin sejak lama.
Namun dengan adanya perubahan regulasi sesuai Undang-Undang Cipta kerja yang mulai diterapkan pada 2021, perusahaan harus menyesuaikan izin yang lama.
"Izin lingkungannya harus disesuaikan dan diupload di sistem. Kami melakukan mediasi agar perusahaan juga bisa berjalan dengan baik agar investasi juga bisa berjalan di Buleleng, namun masyarakat juga tidak dirugikan," katanya.
Sementara Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat mengatakan pihaknya telah mengecek apa yang menjadi keluhan warga.
Hasilnya, pihaknya menemukan sejumlah potensi pelanggaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan, salah satunya terkait pengolahan limbah.
Melandrat menyebut, pihaknya pun telah meminta PT ABS untuk membenahi dokumen perizinan terkait lingkungan.

Sementara terkait bau kotoran hingga kebisingan yang ditimbulkan, sejatinya dapat diantisipasi dengan menyempurnakan tanaman penghalang di sekeliling tempat usaha.
"kandang juga harus dijaga kebersihannya, memberikan pakan berkualitas jadi dampaknya bisa ditekan," jelasnya.
Dirut PT ABS Yossy R menyebut pihaknya sudah berusaha memenuhi standar operasional prosedur yang disusun oleh pemerintah.
Sindikat Pemalsu STNK Diringkus Polisi di Buleleng Bali, Widura: Lebih Tipis Dibandingkan Aslinya |
![]() |
---|
HERU Berupaya Hilangkan Jejak, Polres Buleleng Tangkap Pelaku Tabrak Lari Aipda Sudi |
![]() |
---|
Polres Buleleng Bongkar Kasus Pemalsuan STNK, 3 Tersangka Membuat hingga Menjual |
![]() |
---|
Pembangunan Ilegal Glamping di Pancasari Bali, MS Raup Keuntungan Pribadi Mengatasnamakan BUMDes |
![]() |
---|
Tanggapi Aksi Demo Berbuntut Anarkis, Pemkab Buleleng Gelar Apel Harmoni |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.