Berita Bali

BPBD Bali Butuh Peran Serta Stakeholder Untuk Amankan Bali, Simak Penjelasannya

Melalui konferensi pers bencana bulanan perdananya, Kalaksa BPBD Provinsi Bali mengatakan sudah terjadi 245 kejadian selama bulan Februari 2023.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Yunia
I Made Rentin selaku Kalaksa BPBD Provinsi Bali dalam konferensi pers update bencana bulanan perdananya menuturkan butuh peran serta stakeholder dalam menanggulangi bencana di Bali 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Dibalik keindahan pariwisata Bali, siapa sangka ternyata terdapat potensi adanya bencana. 

Melalui konferensi pers bencana bulanan perdananya, Kalaksa BPBD Provinsi Bali mengatakan sudah terjadi 245 kejadian selama bulan Februari 2023.

Bencana yang terdiri dari berbagai macam jenis itu, tersebar merata di seluruh kabupaten dan kota se-Bali dan mengakibatkan kerugian hingga Rp 17,1 miliar.

Sebagai bentuk upaya dalam penanggulangan bencana, BPBD Provinsi Bali didukung oleh BPBD Kabupaten dan Kota telah menyiapkan sarana dan prasarana.

Baca juga: Gigitan Anjing Hingga Monyet Capai 392 Kasus di Karangasem, Simak Penjelasannya!

Baca juga: Polres Bangli Ringkus Empat Tersangka Penyalahgunaan Narkoba

I Made Rentin selaku Kalaksa BPBD Provinsi Bali dalam konferensi pers update bencana bulanan perdananya menuturkan butuh peran serta stakeholder dalam menanggulangi bencana di Bali
I Made Rentin selaku Kalaksa BPBD Provinsi Bali dalam konferensi pers update bencana bulanan perdananya menuturkan butuh peran serta stakeholder dalam menanggulangi bencana di Bali ((Putu Yunia Andriyani))

“Kami memiliki Tim Reaksi Cepat (TRC) serta tim Pusdalops/Rupusdalop yang bertugas 24/7.

Kemudian WRS NewGen, Sirine peringatan dini Tsunami, Gunung Api, Tanah Longsor, CCTV, Radio Komunikasi, kendaraan PB, Pompa Banjir, Alat Urban SAR, perahu karet, Chainsaw, Genset, alat Penerangan, serta tenda dan kelengkapannya,” kata I Made Rentin.

Selain itu, BPBD Provinsi Bali juga menyediakan layanan ambulans untuk masyarakat yang juga dilaksanakan oleh BPBD Kota Denpasar dan BPBD Kabupaten Jembrana.

Sebagai upaya pelatihan, Made Rentin juga mengingatkan masyarakat untuk melakukan simulasi kebencanaan terkait.

Simulasi kebencanaan ini dapat dilakukan secara rutin, setiap tanggal 26 di setiap bulannya, baik di tempat tinggal maupun di kantor.

Mengingat keterbatasannya, Kalaksa BPBD Provinsi Bali juga mengharapkan peran serta Sahabat Tangguh BPBD yang berada di masing-masing wilayah.

I Made Rentin selaku Kalaksa BPBD Provinsi Bali dalam konferensi pers update bencana bulanan perdananya menuturkan butuh peran serta stakeholder dalam menanggulangi bencana di Bali
I Made Rentin selaku Kalaksa BPBD Provinsi Bali dalam konferensi pers update bencana bulanan perdananya menuturkan butuh peran serta stakeholder dalam menanggulangi bencana di Bali (Yunia)

Para Sahabat Tangguh BPBD ini dapat mengambil tugas untuk membina kelompok masyarakat dalam menyiapkan diri menghadapi bencana.

Seperti yang terjadi di Rutan Kabupaten Karangasem yang telah melakukan simulasi rutin oleh internal rutan kini simulasinya telah difasilitasi oleh Sahabat Tangguh BPBD Karangasem.

“Pasca gempa di Karangasem, saya didampingi sekretaris BPBD Kabupaten Karangasem menuju Rutan Karangasem dan kebetulan bertemu dengan kepala kantornya.

Ternyata stakeholder di kantor telah melakukan secara teratur dan terkontrol rencana evakuasi, jadi saya menawarkan rencana simulasi rutin dan disetujui kepala kantor,” ujarnya saat konferensi.

Keterbatasan personil dan sumber daya BPBD Provinsi Bali juga membuat mereka belum mampu untuk mengakomodir seluruh instansi di Bali.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved