Buka Paksa Portal TNBB

Buka Paksa Portal TNBB di Buleleng Saat Nyepi Kemarin, Ini Tanggapan PHDI Bali

Di mana ada seorang warga, juga yang sampai membuka paksa portal agar bisa masuk ke pantai meski sudah dijaga pecalang.

Ratu Ayu Astri Desiani/ Tribun Bali
Suasana pintu masuk TNBB, Kamis (23/3). Pintu masuk ini sempat dibuka paksa oleh sejumlah warga saat Nyepi. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASARViral beredar luas di media sosial, memperlihatkan warga yang menerobos ke pantai di Sumberklampok Buleleng Bali saat Nyepi.

Di mana ada seorang warga, juga yang sampai membuka paksa portal agar bisa masuk ke pantai meski sudah dijaga pecalang.

Selain itu, viral juga video warga ramai-ramai berjualan di Taman Pancing Pemogan Denpasar saat Nyepi.

Terkait viralnya video tersebut, Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak, pun kaget.

"Beberapa warga ada yang WA saya. Kaget juga melihat video itu. Lokasi di Denpasar dan di Buleleng.

Saya segera koordinasi dengan Ketua PHDI Denpasar dan Buleleng. Pagi tadi saya sudah temui Ketua PHDI Denpasar, Made Arka, dan siangnya meluncur langsung ke Buleleng," ungkapnya Nyoman Kenak, Kamis 23 Maret 2023.

Baca juga: VIRAL! Oknum Warga Buka Paksa Portal di TNBB, Ingin Berwisata Saat Nyepi, 2 Pelaku Diamankan Polisi

Baca juga: VIRAL! Oknum Warga Buka Paksa Portal di TNBB, Ingin Berwisata Saat Nyepi, 2 Pelaku Diamankan Polisi

Viral beredar luas di media sosial, memperlihatkan warga yang menerobos ke pantai di Sumberklampok Buleleng Bali saat Nyepi.

Di mana ada seorang warga, juga yang sampai membuka paksa portal agar bisa masuk ke pantai meski sudah dijaga pecalang.

Selain itu, viral juga video warga ramai-ramai berjualan di Taman Pancing Pemogan Denpasar saat Nyepi.

Terkait viralnya video tersebut, Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak, pun kaget.
Viral beredar luas di media sosial, memperlihatkan warga yang menerobos ke pantai di Sumberklampok Buleleng Bali saat Nyepi. Di mana ada seorang warga, juga yang sampai membuka paksa portal agar bisa masuk ke pantai meski sudah dijaga pecalang. Selain itu, viral juga video warga ramai-ramai berjualan di Taman Pancing Pemogan Denpasar saat Nyepi. Terkait viralnya video tersebut, Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak, pun kaget. (Tribun Bali)

Dirinya pun menegaskan, majelis umat lintas agama di Bali sejatinya telah sepakat bahwa toleransi dalam menjalani hari besar harus dikedepankan.

Dia meyakini ini juga menjadi kesepakatan umat lintas agama di Bali, namun segelintir oknum malah berlaku berbeda.

Maka dia berharap, seluruh masyarakat dapat mengendalikan diri untuk tercapainya toleransi yang imbang.

Ia juga turun langsung ke Buleleng, dan mengapresiasi langkah yang diambil PHDI Buleleng, Kepolisian Gerokgak dan Desa Adat Sumberklampok yang sigap mengatasi persoalan ini.

Sementara itu, dua warga yang dinilai menjadi provokator kini diamankan di Polsek Gerokgak, Buleleng.

Mereka ditahan hingga ada putusan dari Desa Adat Sumberklampok, PHDI dan Kepolisian.

Polda Bali dan Kepolisian Sektor Gerokgak, bersama Kesbangpol Buleleng, FKUB, PHDI, MUI, Kemenag Buleleng dan Bendesa Adat Sumberklampok dan tokoh masyarakat, langsung menggelar pertemuan pada Kamis 23 Maret 2023 di Polsek Gerokgak.

Ketua PHDI Kabupaten Buleleng, I Gde Made Metera, menyebut pertemuan ini awalnya merupakan koordinasi, namun menjadi mediasi.

"Agar tidak merembet ke unsur SARA, kami koordinasikan langsung dengan MUI untuk segera meredakan situasi untuk mencegah potensi konflik yang lebih besar. Kemarin kita bisa dikendalikan umat karena sedang menjalani Catur Brata Penyepian. Tapi hari ini, takutnya ada warga yang menggeruduk ke sana, kami mencegah ini," kata Metera.

Ia mengatakan, kronologi peristiwa itu berawal dari, sejumlah warga yang hendak memancing ke pantai di kawasan Sumber Klampok. Setelah dilarang, terjadilah cekcok.

Polisi memediasi kasus sejumlah warga yang nekat membuka portal TNBB saat Nyepi, Kamis (23/3).
Polisi memediasi kasus sejumlah warga yang nekat membuka portal TNBB saat Nyepi, Kamis (23/3). (Ratu Ayu Astri Desiani/ Tribun Bali)

Tak berselang lama, tokoh warga Muslim setempat telah mengatasi dan warga yang awalnya berkeliaran telah kembali ke tempat masing-masing.

Metera menyayangkan adanya peristiwa tersebut. Karena menurutnya, Nyepi bukan hanya kepentingan umat Hindu di Bali, namun seluruh masyarakat yang ada di Bali.

"Kami diminta tanggapan soal ini, PHDI menilai bahwa Nyepi itu bukan doa untuk orang Hindu, itu untuk alam semesta, jadi semua agama didoakan melalui Nyepi," terangnya.

"Pada saat sipeng itu orang Hindu melakukan Catur Brata Penyepian, sebenarnya memberi kesempatan alam semesta untuk tidak diganggu. Jadi kalau ada aktivitas itu, jadi terganggu," sambungnya.

Sebagai tindak lanjut dari persoalan ini, Metera menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang.

"Kalau ada pelanggaran hukum, silakan aparat yang menangani, kami tidak mengintervensi. Kalau dari unsur adat, silakan dilakukan sanksi adat," tegasnya.

Pihaknya berharap peristiwa ini tidak terulang lagi. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved