Serba serbi

Lights of The Life, Keberadaan Pura Lempuyang Jadi The Real Purification Sistem Fisik dan Spirit

Letaknya di timur Bali, tepatnya di Puncak Bukit Bisbis, Desa Adat Purwaayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Putu Yunia/Tribun Bali
Jro Mangku Ketut Cara selaku Pemangku di Pura Lempuyang, tempat memohon pencerahan batin dengan suasana yang sejuk dan asri serta pemandangannya yang indah. 

Setelah itu lanjut ke Pura Pesucian Telaga Mas dan Pasar Agung, hingga mencapai Pura Lempuyang Luhur,” kata Jro Mangku I Ketut Cara.

Pujawali di pura ini dilaksanakan setiap Umanis Galungan, yang artinya dirayakan setiap enam bulan (kalender Bali).

Jro Mangku Ketut Cara sendiri mengambil tugas, sebagai pemangku di Pura Telaga Mas setiap perayaan Pujawali.

Ia mengatakan, pratima-pratima ida bhatara sudah dihias di penampahan Galungan dan pemargiannya di hari raya Galungan.

Pratima tersebut akan disucikan terlebih dahulu di Pura Telaga Mas, dilanjutkan ke Pura Pasar Agung, dan akhirnya ke Pura Lempuyang Luhur.

Di Pura Lempuyang Luhur akan ditempatkan selama semalam, hingga paginya di Umanis Galungan dilaksanakan pujawali.

Jro Mangku Ketut Cara selaku Pemangku di Pura Lempuyang, tempat memohon pencerahan batin dengan suasana yang sejuk dan asri serta pemandangannya yang indah.
Jro Mangku Ketut Cara selaku Pemangku di Pura Lempuyang, tempat memohon pencerahan batin dengan suasana yang sejuk dan asri serta pemandangannya yang indah. (Putu Yunia/Tribun Bali)

Setelah itu, sekitar pukul 13.00-14.00 Wita, dimulailah persembahyangan dan pratima ida bhatara dibawa ke Pura Penataran Agung dan diam selama tiga hari.

Di hari Minggu saat panyineban itulah, pratima diturunkan ke Pura Pesimpenan.

Untuk melaksanakan persembahyangan ke Pura Lempuyang, jro mangku menuturkan umat hanya perlu membawa canang dan dupa.

“Yang namanya atmanastuti yaitu orang sembahyang cukup membawa minimal canang dan dupa. Kalau tidak ada, apa yang mau dihaturkan?.

Jangan dipaksanakan harus pejati dan lain-lain, tapi pada intinya saat sembahyang minimal membawa canang dan dupa,” tuturnya.

Umat yang datang ke sini, biasanya memohon pencerahan batin agar memeroleh jalan yang terang dalam melaksanakan kewajiban kehidupan.

Seperti makna dari Pura Lempuyang yang berasal dari kata “lampu” yang berarti sinar dan “hyang” yang berarti Tuhan.

Artinya, Tuhan hadir untuk memberikan sinar-Nya, sehingga patutlah umat memohon sinar kehidupan ke depannya.

Dalam bahasa keren disebut juga 'Light of The Life', agar bisa melaksanakan kehidupan dengan baik dan melawan musuh, yaitu kegelapan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved