Serba Serbi
Sejarah Pura Ulun Danu Batur Bali, Berkaitan Erat dengan Subak, Terdapat 45 Palinggih Utama
Sejarah Pura Ulun Danu Batur, tempat berstananya Ida Bethari Dewi Danu yang erat kaitannya dengan kemakmuran dan air.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Sesuai sejarahnya, Pura Ulun Danu Batur mulanya berlokasi di daerah yang kini dikenal sebagai Black Lava, Kintamani, Bangli, Bali.
Namun karena adanya erupsi Gunung Batur pada tahun 1926, akhirnya memaksa pemerintah kolonial Belanda saat itu memindahkan Pura Ulun Danu Batur ke lokasi yang sekarang.
Pengemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Duhuran didampingi Jero Penyarikan Duuran Batur, mengungkapkan, sesuai sejarahnya eksistensi Pura Ulun Danu Batur sebagai sebuah situs pemujaan termuat dalam berbagai lontar tua.
Seperti Lontar Usana Bali, Lontar Kusuma Dewa, Lontar Raja Purana Batur dan sebagainya.
Baca juga: Begini Sejarah Pura Puncak Mangu Yang Berlokasi di Atas Gunung Catur Desa Pelaga Petang Badung Bali
Termasuk juga beberapa babad, seperti Babad Dalem hingga Babad Pasek.
"Itu (Babad) sudah menyebutkan eksistensi sebuah situs pemujaan di kawasan kaki Gunung Batur sebelah barat daya. Cuma secara tahunnya (kapan pertama didirikan), kita tidak berani menentukan, karena tidak ada catatan yang jelas untuk itu," ujarnya.
Wilayah Batur sendiri mulanya bernama Tampurhyang.
Wilayah ini sudah eksis di masa Raja Jayapangus, dan dinasti-dinasti lainnya di balik gunung yang bisa dijejak pada prasasti Cempaga A, B, dan C yang kini disimpan di Pura Cempaga Bangli.
Prasasti Cempaga A memuat angka tahun 1113 Saka (1181 Masehi), Prasasti Cempaga C memuat tahun 1246 Saka (1324 Masehi), sedangkan Prasasti Cempaga B tanpa tahun.
"Di prasasti itu disebutkan ada kawasan bernama Tampurhyang. Perpaduan Tampurhyang dan Cempaga inilah yang oleh leluhur kami diyakini melebur dan berevolusi menjadi Batur," ungkapnya.
Informasi penting dalam tiga prasasti itu antara lain batas wilayah Desa Cempaga yang saat ini masih menjadi batas wilayah Desa Batur.

Misalnya Bubung Jalan Tengah yang diduga Bubungkelambu, Jagles Tengahing We dalam Prasasti Cempaga kemungkinan menjadi Tatag Megat Danu dalam raja purana.
Selain itu, ada daerah Bukit Tampud, Titimarmar (Titimamah) yang dulu jadi batas wilayah Cempaga, namun kini ada di dalam wilayah Batur.
Sejarah Batur yang lebih otentik, lanjut Jero Gede Batur Duhuran, bisa merujuk pada tahun 1900an.
Di mana pada tahun tersebut ada bukti-bukti berupa foto.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.