Berita Jembrana

Badan Karantina Atensi Pintu Masuk Gilimanuk, Upaya Cegah Penyakit LSD Masuk Bali

Bahan pokok masih tersedia dengan harga cenderung menurun. Otoritas juga memperketat lalu lintas untuk mengantisipasi penularan penyakit pada sapi.

Pixabay
Ilustrasi Sapi - Bahan pokok masih tersedia dengan harga cenderung menurun. Otoritas juga memperketat lalu lintas untuk mengantisipasi penularan penyakit pada sapi. 

TRIBUN-BALI.COM -  Badan Karantina Pertanian memastikan ketersedian kebutuhan pangan, dan lalu lintas ternak jelang Lebaran 2023.

Bahan pokok masih tersedia dengan harga cenderung menurun. Otoritas juga memperketat lalu lintas untuk mengantisipasi penularan penyakit pada sapi.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang, mengungkapkan ketersedian pangan sangat mencukupi di Gilimanuk dan beberapa daerah lain yang dikunjungi.

Meski demikian, beras ternyata masih dalam tren kenaikan harga.

Baca juga: Jalan Putus Sebabkan 40 KK Warga Datah Terisolir, Begini Kondisinya

Baca juga: Made Tito Susul Komang Tri Gabung TC Timnas Indonesia U22 Jelang SEA Games 2023 di Kamboja

"Kecuali beras saja yang harganya masih naik belakangan ini, tapi sekarang sudah mulai turun karena bertepatan dengan panen raya," ungkap Bambang saat dimintai keterangan di Kantor Karantina Pertanian Wilker Gilimanuk, Kamis (6/4).

Bambang mengklaim, dengan ketercukupan pangan adalah bukti keberhasilan pembangunan pertanian yang berjalan dengan baik. Apalagi saat lebaran sebelumnya, biasanya ketersediaan pangan justru mengalami fluktuasi. "Tahun ini relatif stabil, cukup," katanya.

Terkait lalu lintas hewan, kata dia, penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sempat mewabah sejak Lebaran tahun lalu sudah melandai. Tapi, sebagai antisipasi, pos penjagaan tetap siaga dan fasilitas seperti biosecurity di pintu masuk wilayah tetap beroperasi. "Meskipun sudah melandai, kami tetap mengantisipasi," kata dia.

African Swine Fever (ASF) yang sempat mewabah di Bali, juga diklaim sudah terkendali. Apalagi ada serum yang dikembangkan. Ia mengatakan, secara umum Bali mampu bertahan sehingga masih bisa mengirim ke luar wilayah. Namun untuk ternak yang masuk Bali harus dijaga dengan ketat.

Namun ada penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi yang sudah mewabah di beberapa provinsi wilayah Indonesia seperti Riau, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kata dia, untungnya di Bali belum terdeteksi adanya sapi yang terjangkit penyakit ini.

"Di Bali masih aman (dari LSD). Itu kami sangat jaga. Karena penyakit ini sangat ditakuti wisman yang berhubungan dengan Indonesia. Sehingga peran karantina pertanian ini menjadi sangat penting untuk mengantisipasi hal tersebut. Termasuk di Gilimanuk sebagai pintu masuk," katanya.

Bahan pokok masih tersedia dengan harga cenderung menurun. Otoritas juga memperketat lalu lintas untuk mengantisipasi penularan penyakit pada sapi.
Bahan pokok masih tersedia dengan harga cenderung menurun. Otoritas juga memperketat lalu lintas untuk mengantisipasi penularan penyakit pada sapi. (TRIBUN BALI/ Wayan Eri Gunarta)

Untuk mengantisipasi LSD masuk Bali, Bambang meminta jajarannya khususnya di wilayah kerja Gilimanuk harus melakukan penjagaan dan menyiapkan biosecurity. LSD berpotensi membahayakan ternak di Bali. Apalagi Gilimanuk sebagai salah satu pintu utama masuk Bali.

"Jangan sampai lengah. Seluruh pintu masuk ke Bali baik di bandara, pelabuhan serta pintu-pintu masuk ilegal harus dijaga. Ini dibutuhkan peran serta atau sinergi dengan instansi lain yakni APH dalam hal ini TNI-Polri," sebutnya.

Untuk daerah yang sudah ditetapkan zona merah LSD seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah, kata dia, diminta segera melakukan gerakan vaksinasi. Masa inkubasi dari LSD selama 28 hari. Kalau tidak ditangani atau antisipasi dengan maksimal, akan berdampak ke pasokan hewan ternak pada Idul Adha mendatang.

"Idul Fitri masih relatif aman dan stok mencukupi. Tapi untuk Idul Adha nanti, jika hewan ternak yang hendak dikirim ke luar wilayah belum divaksin, kami melarang untuk dilalulintaskan. Sehingga kebutuhan Idul Adha harus dipersiapkan dari sekarang. Minimal H-28 hari sebelum Idul Adha harus dilakukan vaksinasi," paparnya. (mpa)

Peternak Terancam Rugi

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved