Berita Badung

Maling Air PDAM Badung, Penampungan Besar Dibuat di Semak-Semak dan Airnya Dijual

Mirisnya lagi aksi pencurian air bersih itu, dilakukan dengan rapi, yakni dengan cara menyambungkan pipa sebelum water meter (WM) dan ditampung.

Istimewa
PDAM Badung saat menemukan pencurian air bersih dengan penampungan air yang tersembunyi di wilayah Pecatu, Badung pada Selasa 18 April 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Air bersih milik Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung, yang akrab disapa PDAM Badung dicuri untuk dijual kembali oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Mirisnya lagi aksi pencurian air bersih itu, dilakukan dengan rapi, yakni dengan cara menyambungkan pipa sebelum water meter (WM) dan ditampung pada bak penampungan yang dibuat di semak-semak.

Pencurian air itu pun terjadi di Jalan Bambang Bendot, Pecatu Kuta Selatan Badung, dan baru ditemukan Selasa 18 April 2023 kemarin.

Menurut informasi yang didapat, kecurigaan pencurian air itu sudah sejak lama lantaran VM selalu nol, atau terlihat tidak ada pemakaian.

Hanya saja pemilik tetap melakukan pembayaran beban ke PDAM Badung.

Baca juga: Pastikan WNA yang Miliki KTP Tak Masuk DPS, Bawaslu Badung Terus Lakukan Pengawasan

Baca juga: Bayi yang Ditemukan di Denpasar Dititipkan ke Yayasan, Ini Kata Dinsos Denpasar Soal Prosedur Adopsi

Ilustrasi air bersih - Air bersih milik Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung, yang akrab disapa PDAM Badung dicuri untuk dijual kembali oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Mirisnya lagi aksi pencurian air bersih itu, dilakukan dengan rapi, yakni dengan cara menyambungkan pipa sebelum water meter (WM) dan ditampung pada bak penampungan yang dibuat di semak-semak.

Pencurian air itu pun terjadi di Jalan Bambang Bendot, Pecatu Kuta Selatan Badung, dan baru ditemukan Selasa 18 April 2023 kemarin.

Menurut informasi yang didapat, kecurigaan pencurian air itu sudah sejak lama lantaran VM selalu nol, atau terlihat tidak ada pemakaian.

Hanya saja pemilik tetap melakukan pembayaran beban ke PDAM Badung.
Ilustrasi air bersih - Air bersih milik Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung, yang akrab disapa PDAM Badung dicuri untuk dijual kembali oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Mirisnya lagi aksi pencurian air bersih itu, dilakukan dengan rapi, yakni dengan cara menyambungkan pipa sebelum water meter (WM) dan ditampung pada bak penampungan yang dibuat di semak-semak. Pencurian air itu pun terjadi di Jalan Bambang Bendot, Pecatu Kuta Selatan Badung, dan baru ditemukan Selasa 18 April 2023 kemarin. Menurut informasi yang didapat, kecurigaan pencurian air itu sudah sejak lama lantaran VM selalu nol, atau terlihat tidak ada pemakaian. Hanya saja pemilik tetap melakukan pembayaran beban ke PDAM Badung. (Pixabay)

 

Setelah ditelusuri, ternyata di wilayah tersebut juga kerap terjadi permasalahan air bersih.

Namun ketika layanan PDAM bermasalah, warga membeli air bersih yang dibawakan langsung dengan menggunakan mobil tangki.

Keberadaan penjual air bersih itu pun menjadi kecurigaan PDAM, mengingat di wilayah tersebut tidak ada sumber air selain PDAM.

Sehingga atas kejadian itu dilakukan pemeriksaan pada WM yang selalu penggunaannya nol.

Saat di lokasi, petugas menemukan pipa keluar dari bawah tanah, yang ternyata pipa itu untuk menyedot air bersih dari bak ke mobil tangki.

Direktur Teknik Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung, Made Suarsa, yang dikonfirmasi Rabu 19 April 2023 tidak menampik hal itu.

Pihaknya mengakui jika pencurian air terbesar yang merugikan PDAM Badung baru ditemukan.

"Dari dahulu kami selalu curiga adanya aksi pencurian semacam ini. Hingga akhirnya kami lakukan pengecekan terhadap WM yang menurut kami mencurigakan," ungkapnya.

PDAM Badung saat menemukan pencurian air bersih dengan penampungan air yang tersembunyi di wilayah Pecatu, Badung pada Selasa 18 April 2023.
PDAM Badung saat menemukan pencurian air bersih dengan penampungan air yang tersembunyi di wilayah Pecatu, Badung pada Selasa 18 April 2023. (Istimewa)

Diakui kecurigaan diawali adanya temuan WM yang nol pemakaian sejak tahun 2021 lalu.

Setelah itu dilakukan pengecekan ke lokasi. Setibanya di lokasi, WM bersangkutan ditemukan dalam kondisi tersegel kawat berkarat.

Sementara tidak jauh dari itu, ada semacam bak penampungan penuh air bersih yang tertutup seng.

"Untuk penampungan lumayan besar, itu air yang dicuri tidak ada penutupan namun baknya tidak penuh-penuh. Kami tidak mengukur, mengingat kedalaman juga belum tau," jelasnya.

Untuk mengisi bak penampungan, pelaku katanya melakukan penyambungan secara ilegal dari titik saluran sebelum memasuki WM.

Kemudian dari pipa penyambung berukuran 1 1/4 inch itu, diteruskan dengan menggunakan selang menuju bak penampungan yang jaraknya sekitar 10 meter dari WM.

"Di salah satu sudut bak penampungan itu, kami temukan ada outlet atau pipa keluar untuk mobil tangki. Itu menjadi bukti bahwa air curian tersebut secara berkala diambil dengan mobil tangki. Untungnya pipa ini kita temukan, sehingga kita tau ada bak tangki di sana," jelasnya.

Melihat hal itu, pihak PDAM pun tidak heran jika di daerah atas Pecatu itu sering kali terjadi permasalahan suplai air. Mengingat air selalu keluar tanpa ada tekanan.

"Walaupun air kami suplay besar, namun kalau di sana dibuka terus otomatis yang diatas airnya kecil, karena tidak ada tekanan," bebernya.

Disinggung soal kerugian, katanya pada saat ini sedang dilakukan penghitungan. Namun secara kalkulasi kasar diperkirakan ada 800 ribu lebih liter air yang dicuri dalam dua tahun terakhir.

"Kalau belum menghitung, kalau nominal bisa diangka ratusan juta per bulan. Nah, kalikan saja selama 2 tahun terakhir, itulah kerugian kami," ucapnya sembari mengatakan kami hitung 2 tahun karena mulai tahun 2021 itu WM terlihat tidak ada pemakaian.

Suarsa mensinyalir, bahwa itu bukanlah satu-satunya aksi pencurian air bersih di wilayah Kabupaten Badung. Karenanya untuk melakukan penelurusan lebih lanjut, pihaknya berencana segera melakukan pembentukan tim.

“Kami Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung, sangat mengecam perilaku-perilaku semacam ini. Karena ini bukan saja merugikan kami. Melainkan juga masyarakat sekitar yang jadinya tidak mendapatkan suplai air secara optimal," imbuhnya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved