Rektor Unud Ditetapkan Tersangka

Mahasiswa Unud Gelar Aksi Cuci Almamater, Simbolis Bersih-bersih Kampus Capai Reformasi Udayana

mahasiswa Universitas Udayana mencuci almamater, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2023.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Putu Yunia Andriyani
Aksi mahasiswa Universitas Udayana dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 dengan gerakan cuci almamater sebagai bentuk upaya “bersih-bersih” kampus - Mahasiswa Unud Gelar Aksi Cuci Almamater, Simbolis Bersih-bersih Kampus Capai Reformasi Udayana 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah molor sekitar dua jam, akhirnya aksi mahasiswa Universitas Udayana mencuci almamater pun dilaksanakan.

Aksi yang berlangsung di Lapangan Gedung Rektorat Unud, Bali ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2023.

I Putu Bagus Padmanegara selaku Ketua BEM mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini menggambarkan situasi kampusnya yang sedang tercoreng.

Oleh karena itu, mereka menggelar aksi cuci almamater sebagai simbolis untuk membersihkan nama baik Udayana bersama mahasiswa dari seluruh fakultas.

Baca juga: Praperadilan Rektor Unud Kandas, Hakim Sebut Penetapan Tersangka Korupsi SPI Sah

“Universitas Udayana merupakan kampus kami tercinta telah dikotori oleh birokrat, sehingga pada hari ini pun kami juga melaksanakan cuci almamater sebagai simbol identitas Udayana,” kata I Putu Bagus Padmanegara.

Selain aksi cuci almamater, ada juga kegiatan lainnya yaitu screening film dan juga diskusi serial NKRI Harga Naik Pendidikan.

Berbicara tentang kondisi Udayana, Padma mengatakan, pihaknya telah melakukan dua kali survei tanggapan mahasiswa terhadap rektorat.

Survey ini menunjukkan bahwa yang bermasalah bukan hanya dari mahasiswa saja, melainkan para tenaga pengajar.

Sayangnya, beberapa hari yang lalu ketika pihaknya akan menyebar kuesioner kepada para dosen, pihak rektorat justru memberhentikan survei tersebut.

Dijelaskan oleh Padma, survei yang mereka lakukan dirasa menjadi upaya untuk menjelekkan nama kampus oleh pimpinan rektorat.

“Aksi pada hari ini bukan menunjukkan bahwa kami tidak cinta dengan kampus kami, tapi justru kami sangat mencintai universitas kami. Yang ingin kami sampaikan adalah sebenarnya permasalahan itu tidak hanya di mahasiswa tetapi juga di dosen,” terangnya.

Riski Dimastyo selaku Kabid Analisis Pergerakan BEM Unud mengatakan, dari mahasiswa sendiri sejak beberapa hari yang lalu telah mempermasalahkan SPI yang kemudian penerapan mekanismenya tidak sesuai dengan Permendikbud No. 25 tahun 2020.

Berdasarkan kajian akademik sendiri, SPI ini ternyata menjadi celah korupsi seperti yang terjadi di Universitas Udayana.

Hal ini lantas berimbas pada pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang ada di Universitas Udayana karena SPI telah menjadi bentuk komersialisasi pendidikan.

Sementara itu, dari dosen sendiri mengeluhkan banyak kendala, contohnya proses akademik karena Udayana yang sedang sibuk berurusan dengan pengadilan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved