Berita Klungkung
Selamatkan Warisan Leluhur, Disbud dan Penyuluh Bahasa Bali Konservasi Lontar di Museum Semarajaya
Selamatkan Warisan Leluhur, Disbud dan Penyuluh Bahasa Bali Konservasi Lontar di Museum Semarajaya
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Fenty Lilian Ariani
"Di Klungkung, saya rasa kegiatan konservasi lontar sudah dilaksanakan di semua desa. Banyak lontar yang sudah kami berhasil konservasi. Memang di Klungkung seharusnya memang lontar sangatlah banyak, karena Klungkung dahulu pusat kerajaan. Di Griya banyak kami temukan lontar dan kondisi masih terawat. Sementara di Puri Saraswati Klungkung, banyak juga ada lontar babad dan kondisinya masih sangat terawat," jelasnya.
Dari hasil penjajakan penyukuh Bahasa Bali, lontar tertua yang perhasil dikonservasi menunjukan angka tahun 1903.
Lontar itu tentang mantra, yang konon berasal dari pengabih Puri Klungkung, atau tabib.
Namun masih banyak lontar kuno yang belum teridentifikasi tahunnya, mengingat lontar kuno biasanya anonim.
Sementara Kepala Sub Bagian Museum Semarajaya, Ida Bagus Wibawa menjelaskan, kegiatan konservasi dan identifikasi lontar di Museum Semarajaya melibatkan 45 orang Penyuluh Bahasa Bali dari seluruh Klungkung.
Total ada 58 cakep lontar yang dikonservasi, yakni koleksi Museum Semarajaya yang sebelumnya limpahan masyarakat di Nusa Penida. Serta puluhan lontar dari masayrakat umum.
"Kegiatan ini sangatlah penting, untuk menjaga kelestarian lontar di Klungkung. Nanti akam dibantu oleh Penyuluh Bahasa Bali, bagaimana merawat lontar agar tidak rusak dan dimakan serangga. Termasuk mengidentifikasi lontar milik masyarakat," ungkap Ida Bagus Wibawa. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.