Sopir Palak Turis di Canggu

Terkait Sopir Palak Turis, Bendesa Adat: Tak Ada Larangan Angkutan Online Ambil Penumpang di Canggu

Terkait kasus oknum sopir pangkalan yang palak turis di Canggu, Bendesa Adat tegaskan tak ada larangan angkutan online ambil penumpang di Canggu.

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Pelaku Kadek EP menundukkan kepala saat digiring di Lobi Polres Badung pada Rabu 21 Juni 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Aksi pemalakan kepada wisatawan oleh oknum sopir transportasi pangkalan terjadi di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali pada Selasa 20 Juni 2023 kemarin.

Hal itu terjadi karena wisatawan mengginakan transportasi online dan tidak mau menggunakan transportasi konvensional.

Mirisnya lagi oknum sopir pangkalan itu mengaku Desa Adat Canggu memiliki aturan yang melarang transportasi online mencari penumpang maupun orderan di wilayah tersebut.

Bahkan jika wisatawan menggunakan transportasi online harus naik setelah melewati Desa canggu.

Menyikapi hal itu, Bendesa Adat Canggu Wayan Suarsana dengan tegas mengatakan hingga saat ini Desa Adat Canggu tidak memiliki aturan terkait transportasi.

Bahkan pihaknya pun tidak melarang jika ada transportasi baik online atau yang lainnya untuk menaikkan penumpang di Canggu.

"Siapapun boleh mengambil tamu. Yang kita larang itu untuk mangkal saja di Canggu. Karena tidak ada tempat mangkal," ujar Suarsana saat dikonfirmasi pada Rabu 21 Juni 2023

Menurutnya, larangan tersebut diterbitkan agar menghindari beberapa permasalahan, seperti misalnya kemacetan dan kebersihan.

Baca juga: Oknum Sopir Transportasi Konvensional yang Minta Uang ke Wisatawan di Bali Merupakan Warga Rantauan

Terlebih, ia menyebutkan para driver transportasi online kerap kali mangkal di warung-warung dan tempat kosong, sehingga disebutkan menimbulkan kekumuhan.  

"Kalau mencari penumpang itu silakan, karena ada banyak permasalahan, artinya sampah banyak, mengganggu di warung penduduk yang kosong disana ngumpul. Ada juga yang kencing sembarangan, itu yang jorok," bebernya.

Disisi lain, Suarsana mengakui, di wilayah Canggu terdapat perkumpulan transportasi lokal.

Selain menggunakan mobil warga yang bekerja di bidang tersebut, juga ada yang menggunakan sepeda motor.

Keseluruhan dari pekerja di jasa transportasi lokal tersebut mencapai puluhan orang. 

"Untuk tarifnya sendiri itu menyesuaikan, masih dalam batas normal. Itu sesuai dengan jarak, dan kesepakatan. Karena biasanya ada tawar-menawar," ungkapnya.

Lebih lanjut untuk mengantisipasi terjadi hal serupa, pihaknya akan mengumpulkan seluruh warga yang bekerja di jasa transportasi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved