Berita Jembrana

Seperangkat Gamelan Kelompok Suka Duka Di Jembrana Bali Warisan Leluhur Sejak 1954 Digondol Maling

Seperangkat Gamelan Kelompok Suka Duka di Jembrana Bali yang merupakan warisan leluhur sejak 1954 raib digondol maling.

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Kartika Viktriani
Ist/Polsek Pekutatan
Anggota Polsek Pekutatan saat melakukan pengecekan ke lokasi pencurian gong di gudang koperasi wilayah Banjar Lebih, Desa Asahduren, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, pada Selasa 18 Juli 2023 kemarin. 

NEGARA, TRIBUN-BALI.COM - Sejumlah perangkat gamelan gong berusia puluhan tahun di Banjar Lebih, Desa Asahduren, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali digondol maling.

Peristiwa tersebut baru diketahui pihak kelompok pada Senin 17 Juli kemarin kemudian dilaporkan Selasa 18 Juli 2023 kemarin.

Anehnya, pintu gudang tempat penyimpanan gong tersebut tak ada kerusakan.

Pihak anggota menduga ada yang membocorkan lokasi kunci pintu sehingga pelaku masuk dengan mudah.

Meskipun sudah tak digunakan sejak 2019 lalu, peristiwa kehilangan ini ditaksir merugikan krama suka duka sekitar Rp50 Juta ini masih dalam penyelidikan polisi. 

Menurut informasi yang diperoleh, gamelan milik Kelompok Suka Duka Sidhi Kencana Merta ini baru diketahui hilang Selasa 18 Juli 2023 siang.

Seperangkat daun gambelan yang diletakkan dalam peti yang terbuat dari kayu tersebut diketahui pertama kali oleh saksi yang hendak mengambil tenda di gudang tersebut.

Saat itu, ketika saksi mengecek tempat gamelan, ternyata beberapa diantaranya sudah raib.

Saksi lainnya yang merupakaan anggota suka duka mengakui pada 7 Juli 2023 pekan lalu, gamelan gong tersebut masih berada di tempatnya.

Baca juga: Pura Dalem Jati Penarungan Mengwi Disatroni Maling, Bunga Emas dan Sejumlah Alat Gamelan Hilang

Kemudian, baru diketahui kemarin ketika saksi mengecek ke gudang koperasi tersebut. 

Diantaranya satu buah bende, dua buah gong, satu buah tawe-tawe, 10 buah reong, 1 pasang kecek, 10 buah daun calung, 10 buah daun jegog, 40 buah daun kantil, 40 buah penyahcah, serta 10 buah daun patus.

Kejadian ini telah dilaporkan ke Polsek Pekutatan untuk ditindaklanjuti.

Dan sementara ini, polisi masih melakukan penyelidikan dan berharap pelakunya segera terungkap. 

Kelian Dinas Banjar Lebih, I Kadek Andi Irawan nenuturkan, gamelan gong yang menjadi milik Kelompok Suka Duka Sidhi Kencana Merta ini sudah ada sejak 1954 lalu.

Artinya gong ini merupakan warisan turun temurun atau yang lebih dikenal dengan istilah tetamiyan. 

Namun, gamelan tersebut terakhir digunakan pada 2019 lalu. Sebab, dalam kurun waktu beberapa terakhir sudah tidak ada pengurus atau penerus (generasi) sehingga tak digunakan lagi dan disimpan di gudang. 

"Terakhir digunakan 2019 lalu dan memang ditempatkan di gudang koperasi karena sudah tidak ada generasi penabuhnya," tuturnya. 

Dia melanjutkan, Senin 17 Juli 2023 kemarin petugas koperasi yang tinggal tak jauh dari TKP iseng melakukan pengecekan ke gudang tempat penyimpanan gong tersebut.

Ternyata sebagian sudah tidak ada, hanya tersisa gong dengan ukuran paling besar.

"Setelah diketahui hilang, kemudian dilaporkan ke polsek," tegasnya. 

Disinggung mengenai kondisi TKP usai kejadian, Kadek Andi mengakui bahwa pintu masuk ke gudang tersebut memang terkunci rapat.

Dan kunci pintu diletakkan di tempat yang hanya diketahui oleh anggota.

Sedangkan, saat kejadian pintu masuk tak ada kerusakan sehingga diduga ada seorang oknum yang membocorkan lokasi penempatan kunci tersebut.

Pintunya masih utuh, tidak ada pencpngkelan. Asumsi kami sepertinya ada yang membocorkak informasi tempat kunci. Karena hanya anggota yang mengetahui kami (kelompok) punya gong tersimpan rapi," jelasnya.

Dengan kejadian itu, kata dia, kelompok merugi di kisaran Rp30-50 Juta.

Sebab, bahan yang digunakan membuat gong warisan leluhur tersebut sangat berkelas atau berkualitas.

Mengingat gong tersebut adalah gong kuno yang dibuat tahu. 1954 lalu.

Terpisah, Kapolsek Pekutatan, Kompol I Wayan Swastika mengakui pihaknya telah mendapat laporan peristiwa kehilangan seperangkat gamelan tersebut.

Saat ini, upaya penyelidikan telah dilakukan untuk segera mengungkap pelaku.

"Saat ini masih penyelidikan," ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu 19 Juli 2023.

Disinggung mengenai kondisi TKP pasca pencurian tersebut, mantan Kapolsek Pupuan ini menyebutkan hasil identifikasi petugas tidak menemukan adanya kerusakan pada pintu gudang.

"Daun gong diletakkan dalam petu karena kelompoknya sudah tidak aktif lagi," tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved