Video Viral Remaja di Kuta

Geng Bajing Kids Sepakat Bubar, Kapolres Panggil 13 Anggota dan Orangtuanya Bikin Surat Pernyataan

Buntut viralnya video geng Bajing Kids, 13 remaja beserta orangtuanya dipanggil ke Polresta Denpasar, Jumat (21/7/2023).

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Ist
Geng Bajing Kids saat diamankan pihak kepolisian 


Hal tersebut dikatakan sesuai dengan laporan dari masyarakat bahwa biasanya menjelang subuh para remaja masih ada yang nongkrong hal tersebut disinyalir kerap dimanfaatkan untuk balap liar.


“Mengantisipasi anak-anak muda yang diduga balap liar agar tidak menjadi isu Kamtibmas di wilayah Polresta Denpasar dan wilayah Densel pada khususnya dan kita melaksanakan patroli gabungan Polresta dan Polsek Densel,” kata Kabag Ops. (hon/mah)


Sayangkan Aksi Kekerasan


SALAH satu pencetus geng Bajing Kids, Yoga Gunatika menyayangkan aksi penerusnya yang kini tengah viral di media sosial. Hal tersebut disampaikannya saat ditemui Tribun Bali di kedai kopinya “Maisinggah Art & Coffee”, Jumat (21/7) malam.


Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Bli Yoga itu memandang, aksi kekerasan tersebut tak patut dicontoh lantaran tak sesuai dengan situasi dan kondisi. Baginya, aksi beradu pukulan maupun sejenisnya, idealnya berada di tempat latihan bela diri.


“Kalau untuk menyayangkan itu, nggak cocoklah di situ. Di tempat acara pergantian pengurus, atau acara party isi tendang-tendangan, pukul-pukulan kan nggak cocok. Tapi kalau untuk latihan, oke masih masuk akal,” kata Bli Yoga.


Kendati demikian, Bli Yoga yang didapuk sebagai Ketua Bajing Kids angkatan pertama itu juga memandang sisi lain. Bli Yoga mengatakan, bisa saja aksi kekerasan tersebut dilakukan dalam kondisi yang berbeda.


Seperti misalnya ada kesepakatan atau bisa saja sosok yang menjadi korban tendangan tersebut menerimanya dengan senang hati. Namun, jika korban merasa kesakitan, kesal dan dirugikan, dirinya sangat menyayangkan hal tersebut.


“Ini sebenarnya tergantung pandangan lagi. Aku nggak tahu, bisa jadi ditendang, dipukul itu dia (korban) senang. Tapi kalau memang orang itu merasa sakit, kesal, dirugikan, aku menyayangkan banget,” jelasnya.


Ia menyarankan, jika para remaja tersebut menyukai perkelahian, sebaiknya mengikuti bela diri. Sebab, dengan mengikuti bela diri, yang bersangkutan dapat lebih terarah dan bisa saja berprestasi.

“Kalau memang senang berkelahi, lebih bagus ikut bela diri. Tanding, dapat prestasi, nggak dapat polisi,” kelakarnya.


Di akhir, pria yang merupakan mantan atlet karate itu berharap, geng di Bali, khususnya di Denpasar dapat berubah ke arah yang positif. Seperti misalnya berkolaborasi dengan geng lainnya guna menggelar kegiatan bakti sosial, peduli lingkungan, dan sebagainya.


“Harapannya ya bisa ke arah yang lebih positif lagi. Apakah melakukan kolaborasi. Misalnya geng Bajing Kids kolaborasi dengan geng di Gianyar. Apakah buat acara soal lingkungan, pungut sampah, dan lain-lain. Banyak hal yang lebih positif,” pungkas pencetus sekaligus Ketua Bajing Kids angkatan pertama, Yoga Gunatika. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved