Berita Buleleng

PROTES Pedagang Atas Rencana Pembangunan Gerai Pasar, Dikhawatirkan Pemerintah Bakal Rebut Pelanggan

Gerai pasar itu, rencananya akan dibangun pemerintah di lantai satu atau di sebelah timur Kantor Unit Pasar Anyar pada Minggu (17/9/2023) mendatang.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Ratu Ayu Astri Desiani/Tribun Bali
Lokasi rencana pembangunan gerai pasar di Pasar Anyar. Sejumlah pedagang protes dengan rencana pemerintah yang ingin membangun gerai pasar, pasalnya gerai itu dikhawatirkan dapat merebut pelanggan mereka.                

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sejumlah pedagang di Pasar Anyar Buleleng protes, dengan rencana pemerintah yang ingin membangun gerai pasar di dalam pasar. Pasalnya gerai itu dikhawatirkan dapat merebut pelanggan mereka.

Gerai pasar itu, rencananya akan dibangun pemerintah di lantai satu atau di sebelah timur Kantor Unit Pasar Anyar pada Minggu (17/9/2023) mendatang.

Di gerai tersebut, pemerintah melalui Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng akan menyediakan berbagai bahan kebutuhan pokok, seperti cabai dan minyak goreng, serta etalase produk-produk UMKM dengan harga standar untuk menekan inflasi.

Rencana ini pun mendapatkan protes dari sejumlah pedagang, salah satunya Luh Mariatni (38). Bahkan mereka berencana ingin mendatangi kantor DPRD Buleleng untuk menyampaikan aspirasi. Namun rencana tersebut batal dilakukan, mereka diajak duduk bersama oleh Direksi Perumda Pasar.

Baca juga: Pengerjaan Lapangan Pau Asal-asalan, Kejari Klungkung Panggil Camat Banjarangkan!

Baca juga: Kuasai Ratusan Gram Sabu dan Puluhan Butir Ekstasi, Fadly Diganjar Penjara 10 Tahun

Suasana di Pasar Anyar, Kecamatan Buleleng, Kamis (2/7/2020).
Suasana sebelumnya di Pasar Anyar, Kecamatan Buleleng, Kamis (2/7/2020). (Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani)

 

Luh Martini menyebut, dirinya sebelumnya berjualan bahan bumbu masakan dan sayuran di lantai satu. Omzet yang didapatkan per hari mencapai Rp 800 ribu.

Namun setahun belakangan ini, tempat berjualannya dipindah ke lantai dua. Omzet yang ia dapatkan pun menurun sekitar Rp 300 ribu per hari lantaran jumlah pengunjung di lantai dua lebih sedikit.

Sudah omzet menurun, saat ini pedagang harus dikhawatirkan dengan adanya gerai pasar tersebut. Mereka takut kalah saing, pasalnya harga bahan pokok di gerai tersebut akan lebih murah dibandingkan harga pasar.

"Sudah omzet menurun, sekarang pemerintah mau bagun gerai di lantai satu. Kami pedagang kecil sudah barang tentu akan kalah saing. Pemerintah saja mau bagun gerai di lantai satu, di tempat yang ramai pengunjung. Kami pun ingin hal yang sama. Sekarang saya jualan cabai saja sehari tidak habis 5 kilo," keluh wanita asal Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng ini.

Martini menyebut rencana pemerintah, dalam membangun gerai pasar ini tidak disosialisasikan dengan para pedagang. Mereka pun berharap gerai tersebut tidak dibangun di kawasan pasar. Terlebih pada awal Oktober nanti Perumda Pasar akan menaikan cukai harian dari awalnya Rp 3.000 menjadi Rp 5.000.

"Dari jauh jauh hari tidak ada koordinasi dan beberapa pedagang kebanyakan tidak setuju. Cukai harian juga mau dinaikan. Jualan saja sudah sepi, sekarang kami harus bersaing dengan Perumda Pasar yang notabenenya mereka tidak nyewa tempat jualannya murah lagi," katanya.

Lokasi rencana pembangunan gerai pasar di Pasar Anyar. Sejumlah pedagang protes dengan rencana pemerintah yang ingin membangun gerai pasar, pasalnya gerai itu dikhawatirkan dapat merebut pelanggan mereka.               
Lokasi rencana pembangunan gerai pasar di Pasar Anyar. Sejumlah pedagang protes dengan rencana pemerintah yang ingin membangun gerai pasar, pasalnya gerai itu dikhawatirkan dapat merebut pelanggan mereka.                (Ratu Ayu Astri Desiani/Tribun Bali)

 

Sementara Direktur Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng, I Putu Suardhana, menjelaskan pembangunan gerai pasar ini bertujuan untuk melaksanakan operasi pasar.

Di mana ada 9 bahan pokok yang akan dijual untuk stabilisasi harga, pasca inflasi yang terjadi. Gerai akan dibangun di dua tempat, yakni di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri.

“Sebenarnya ini bukan untuk merugikan pedagang. Pedagang kita bawa ke atas untuk meramaikan juga. Kami sebagai pengelola harus melaksanakan itu, yang terpenting nanti bagaimana harga bisa stabil,”terangnya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved