Berita Buleleng
PROTES Pedagang Atas Rencana Pembangunan Gerai Pasar, Dikhawatirkan Pemerintah Bakal Rebut Pelanggan
Gerai pasar itu, rencananya akan dibangun pemerintah di lantai satu atau di sebelah timur Kantor Unit Pasar Anyar pada Minggu (17/9/2023) mendatang.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sejumlah pedagang di Pasar Anyar Buleleng protes, dengan rencana pemerintah yang ingin membangun gerai pasar di dalam pasar. Pasalnya gerai itu dikhawatirkan dapat merebut pelanggan mereka.
Gerai pasar itu, rencananya akan dibangun pemerintah di lantai satu atau di sebelah timur Kantor Unit Pasar Anyar pada Minggu (17/9/2023) mendatang.
Di gerai tersebut, pemerintah melalui Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng akan menyediakan berbagai bahan kebutuhan pokok, seperti cabai dan minyak goreng, serta etalase produk-produk UMKM dengan harga standar untuk menekan inflasi.
Rencana ini pun mendapatkan protes dari sejumlah pedagang, salah satunya Luh Mariatni (38). Bahkan mereka berencana ingin mendatangi kantor DPRD Buleleng untuk menyampaikan aspirasi. Namun rencana tersebut batal dilakukan, mereka diajak duduk bersama oleh Direksi Perumda Pasar.
Baca juga: Pengerjaan Lapangan Pau Asal-asalan, Kejari Klungkung Panggil Camat Banjarangkan!
Baca juga: Kuasai Ratusan Gram Sabu dan Puluhan Butir Ekstasi, Fadly Diganjar Penjara 10 Tahun

Luh Martini menyebut, dirinya sebelumnya berjualan bahan bumbu masakan dan sayuran di lantai satu. Omzet yang didapatkan per hari mencapai Rp 800 ribu.
Namun setahun belakangan ini, tempat berjualannya dipindah ke lantai dua. Omzet yang ia dapatkan pun menurun sekitar Rp 300 ribu per hari lantaran jumlah pengunjung di lantai dua lebih sedikit.
Sudah omzet menurun, saat ini pedagang harus dikhawatirkan dengan adanya gerai pasar tersebut. Mereka takut kalah saing, pasalnya harga bahan pokok di gerai tersebut akan lebih murah dibandingkan harga pasar.
"Sudah omzet menurun, sekarang pemerintah mau bagun gerai di lantai satu. Kami pedagang kecil sudah barang tentu akan kalah saing. Pemerintah saja mau bagun gerai di lantai satu, di tempat yang ramai pengunjung. Kami pun ingin hal yang sama. Sekarang saya jualan cabai saja sehari tidak habis 5 kilo," keluh wanita asal Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng ini.
Martini menyebut rencana pemerintah, dalam membangun gerai pasar ini tidak disosialisasikan dengan para pedagang. Mereka pun berharap gerai tersebut tidak dibangun di kawasan pasar. Terlebih pada awal Oktober nanti Perumda Pasar akan menaikan cukai harian dari awalnya Rp 3.000 menjadi Rp 5.000.
"Dari jauh jauh hari tidak ada koordinasi dan beberapa pedagang kebanyakan tidak setuju. Cukai harian juga mau dinaikan. Jualan saja sudah sepi, sekarang kami harus bersaing dengan Perumda Pasar yang notabenenya mereka tidak nyewa tempat jualannya murah lagi," katanya.

Sementara Direktur Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng, I Putu Suardhana, menjelaskan pembangunan gerai pasar ini bertujuan untuk melaksanakan operasi pasar.
Di mana ada 9 bahan pokok yang akan dijual untuk stabilisasi harga, pasca inflasi yang terjadi. Gerai akan dibangun di dua tempat, yakni di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri.
“Sebenarnya ini bukan untuk merugikan pedagang. Pedagang kita bawa ke atas untuk meramaikan juga. Kami sebagai pengelola harus melaksanakan itu, yang terpenting nanti bagaimana harga bisa stabil,”terangnya. (*)
Empat Anak Punk Asal Pekalongan Diamankan Satpol PP Buleleng |
![]() |
---|
MAKO Polres Buleleng Diserbu Puluhan Pendemo, Upaya Peningkatan Kemampuan Personel |
![]() |
---|
Tiga Orang PPPK di Buleleng Resmi Mengundurkan Diri, Formasi Jabatan Tak Bisa Diisi Orang Lain |
![]() |
---|
BABAK BARU Kasus Dugaan Perselingkuhan di Buleleng, Bupati Sebut SK Pemecatan 2 PPPK Bisa Dicabut |
![]() |
---|
BUNTUT Panjang Pencabutan SK PPPK GA & WA, Sutjidra Sebut Bisa Dicabut Jika Ada Putusan Pengadilan! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.