Berita Bali
Bahas Soal Akses, Aparatur Desa Serangan Bertemu PT. BTID, Peternak Curhat Sulit Cari Rumput
Solusi terhadap aspirasi warga Serangan kembali dibahas dalam pertemuan aparatur desa dengan pihak PT. Bali Turtle Island Development (BTID).
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
"Kami komunikasi langsung dengan ketua kelompok, tapi ada daerah proyek yang masuk harus tinggalkan KTP, biar tidak ribet repot nanti hilang basah jadi pakai kartu saja, kalau kartu hilang kan bisa ganti," paparnya.
"Monitoring dilakukan untuk menjaga keamanan keselamatan masyarakat agar kita tahu ini masuk belum keluar, ini masuk tengah malam," paparnya.
Adapun dalam pertemuan tersebut juga dihadiri Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia (AKKII).
Kemudian, Dinas Perhubungan Kota Denpasar, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, serta perwakilan warga Serangan.
Permintaan utama warga adalah tetap berfokus pada memberikan akses yang lebih luas ke pantai bagi nelayan, yang menurut mereka, bisa memberikan manfaat bagi sekitar 80 persen nelayan Serangan.
Lurah Serangan, I Wayan Karma, berharap akses di kawasan Kura-kura Bali bisa diakses warga secara umum di luar zonasi lokasi proyek.
“Jumlah ID yang diberikan masih terbatas hanya untuk warga Serangan. Kami tetap berpegang pada prinsip bahwa akses ini harus terbuka untuk semua, sesuai dengan AMDAL," ujarnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.