Berita Bali

Jaringan Teroris Masih Aktif,  BNPT RI Akui Sedang Memonitor dan Tetap Buru

Rycko Amelza menyebutkan, potensi ancaman teroris selalu ada. Diakuinya, potensi ancaman serangan terbuka teroris memang terus menurun saat ini, tepat

Istimewa
Ilustrasi bom - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Komjen Pol Prof Dr Rycko Amelza Dahniel MSi mengajak seluruh masyarakat Indonesia hingga seluruh masyarakat dunia untuk merapatkan barisan menolak ideologi kekerasan, radikal, dan teror. 

TRIBUN-BALI.COM  - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Komjen Pol Prof Dr Rycko Amelza Dahniel MSi mengajak seluruh masyarakat Indonesia hingga seluruh masyarakat dunia untuk merapatkan barisan menolak ideologi kekerasan, radikal, dan teror.

“Kita harus menolak itu semuanya, mari kita wujudkan Indonesia yang aman, damai, dan dunia yang harmonis,” kata di sela Peringatan 21 Tahun Tragedi Bom Bali di Monumen Bom Bali, Legian Kuta, Kamis (1210).

Rycko Amelza menyebutkan, potensi ancaman teroris selalu ada. Diakuinya, potensi ancaman serangan terbuka teroris memang terus menurun saat ini, tepatnya dari tahun 2018 sampai tahun 2023. Meski begitu, bukan artinya ancaman itu sudah tidak ada lagi.

Ia mengatakan, ancaman itu sekarang sudah lebih banyak berubah. Dari serangan-serangan terbuka menjadi proses gerakan bawah tanah yang sistematis. Tidak hanya melakukan proses perekrutan melalui radikalisasi offline, tetapi gerakannya pun kini merambah ke online.

Baca juga: Dikeroyok Usai Transfer Uang di ATM, Warga Padangsambian Kaja Lapor ke Aplikasi Polisi Banjar Hebat

Baca juga: Segera Limpahkan Berkas Jero Dasaran Alit, Kompolnas dan Kemen PPA Datangi Polres Tabanan

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Komjen Pol. Prof. Dr. Rycko Amelza Dahniel M.Si. usai menghadiri Peringatan Tragedi Bom Bali ke-21 Tahun di Monumen Bom Bali, Legian Kuta, Kamis 12 Oktober 2023.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Komjen Pol. Prof. Dr. Rycko Amelza Dahniel M.Si. usai menghadiri Peringatan Tragedi Bom Bali ke-21 Tahun di Monumen Bom Bali, Legian Kuta, Kamis 12 Oktober 2023. (Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami)

“Oleh karena itu, kini kita harus membangun public awareness; kesadaran publik tentang bahaya ideologi yang saat ini sudah melakukan perubahan pola serangannya, dari serangan terbuka menjadi serangan menggunakan gerakan bawah tanah,” katanya mewanti-wanti.

Selain melakukan public awareness, keikutsertaan publik juga dinilai penting. Sehingga Indonesia memiliki daya cegah dan daya tahan terhadap ideologi kekerasan dari semua kalangan, terutama dari generasi muda, perempuan, hingga anak-anak.

Selama tiga tahun pandemi, komunikasi lebih banyak melalui media online. Berdasarkan pantauan, dalam waktu bersamaan sel-sel terorisme ini juga memanfaatkan anak-anak yang belajar berkomunikasi, bersosialisasi, yang hampir seluruh kehidupannya menggunakan media online, dengan memasukkan konten-konten radikal seperti itu. “(Ada) Ratusan, ratusan ribu (konten radikal yang ditemukan). Kami bersama Densus 88 (menemukan konten radikal) ratusan ribu,” ungkapnya.

Saat inikata dia, jaringan teroris masih ada dan terus dimonitor. Jumlahnya pun cukup banyak, baik yang ditangkap maupun yang dilaporkan ke BNPT RI. Pihaknya bahkan menegaskan, penangkapan-penangkapan yang dilakukan Densus 88 tidak pernah berhenti. “Dalam tahun ini nggak sampai seratus (penangkapan jaringan teroris/laporan),” sebutnya.

Sementara itu, terkait Pilpres tahun 2024 mendatang, pihaknya mengaku terus melakukan operasi, melaksanakan kesiapsiagaan nasional, dengan membangun public awareness dan public engagement. Monitor terhadap sel-sel jaringan, para pendukungnya, dan mantan napiter yang ada di luar juga terus dilakukan.

“Jaringan dari luar pasti ada, namanya juga mereka jaringan ya. Jaringan ini kita antisipasi dengan kerjasama internasional. Kita kerjasama dengan semua negara, terutama negara-negara di Timur Tengah, Australia, di selatan,” bebernya.

Menurutnya, di beberapa tempat memang ada potensi rawan. Namun ia enggan membeberkan lebih jauh terkait lokasi-lokasi yang disebutnya rawan. Meski begitu, lokasi-lokasi tersebut menjadi atensi BNPT RI. “Fokus kita adalah melindungi masyarakat, menjaga polarisasi dengan sebaik-baiknya sehingga tidak terjadi benturan, menjaga kedamaian,” tegasnya. (sar)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved