Kebakaran di Buleleng

Lima Hektar Lahan Kering Terbakar di Kawasan Desa Banyupoh Buleleng

Lima hektar lahan kering di kawasan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng terbakar sejak Sabtu, 14 Oktober 2023

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
ist
Kebakaran lahan kering di kawasan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Lima hektar lahan kering di kawasan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng terbakar sejak Sabtu, 14 Oktober 2023, pagi. 

Petugas kesulitan untuk memadamkan api sebab lokasi kebakaran berada di atas bukit dan terjal.

Hingga Minggu, 15 Oktober 2023, siang api pun tak kunjung padam. 

Perbekel Desa Banyupoh, Ketut Bijaksana mengatakan, kebakaran lahan itu diperkirakan terjadi sejak Sabtu sekitar pukul 10.00 wita.

Namun karena cuaca sangat cerah, api pun tak terlihat, yang nampak hanha lah kepulan asap.

Lokasi kebakaran ini kata Bijakasana cukup jauh dari pemukiman warga maupun pura. 

"Sampai sekarang masih ada asap di sana. Lokasinya jauh dari pemukiman dan Pura Melanting maupun Pura Taman Belatungan.  Jaraknya sekitar satu kiloan.  Yang terbakar hanya lahan kering seperti semak dan rumput-rumput. Musim panas begini memang lahan dibagian atas semua kering, sehingga mudah terbakar," jelasnya. 

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, lokasi kebakaran sulit untuk diakses oleh petugas karena  berada di atas bukit dan cukup terjal.

Hal ini membuat pihaknya kesulitan untuk memadamkan api.

Baca juga: Sirkuit All In One Jadi Bentuk Pelestarian Makepung, Khawatir Digerus Jadi Pemukiman

Baca juga: Jadi Kasus Terbesar, Polisi Lacak Identitas Pelaku Perburuan Liar di TNBB

Namun untuk mencegah api tidak menyebar, pihaknya terus melakukan pemantauan serta melakukan upaya penyekatan. 

Ariadi mengaku belum bisa memastikan penyebab dari kebakaran ini.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan lahan terbakar, diantaranya karena kelalaian manusia atau karena faktor alam.

Mengingat kondisi lahan yang dipenuhi dengan semak ini dalam keadaan kering akibat musim kemarau, sehingga mudah tersulut api. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved