Berita Buleleng

MAKO Polres Buleleng Diserbu Puluhan Pendemo, Upaya Peningkatan Kemampuan Personel

Aksi pelemparan tak dapat dihindarkan. Pendemo menggunakan ranting hingga plastik berisi air untuk dilempar ke arah polisi.

TRIBUN BALI/ MUHAMMAD FREDEY MERCURY 
DEMONSTRASI- Puluhan pendemo melakukan aksi Demonstrasi di Polres Buleleng, Jumat (19/9). Aksi demo ini merupakan simulasi untuk meningkatkan kemampuan anggota Polres Buleleng dalam penanganan pengendalian massa. 

TRIBUN-BALI.COM - Markas komando (Mako) Polres Buleleng diserbu puluhan pendemo, Jumat (19/9). Para pendemo bertindak anarkis dengan melakukan pelemparan ranting pohon hingga plastik berisi air.

Awalnya, dua perwakilan pendemo mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Buleleng. Mereka menuntut transparansi penyidikan, namun tidak mau diajak negosiasi secara damai oleh polisi yang berjaga. Justru, keduanya membuat keonaran dengan pemukulan anggota polisi. 

Tak sampai situ, keduanya memanggil massa yang sudah menunggu di luar kantor Polres. Masa pun segera datang membawa spanduk ketidakpuasan. Situasi kian memanas, disusul bunyi alarm stelling.

Ratusan anggota pengendalian massa (Dalmas) segera bergerak. Pintu masuk polres ditutup, kemudian anggota Dalmas dengan tameng huru hara membentuk barisan.

Aksi pelemparan tak dapat dihindarkan. Pendemo menggunakan ranting hingga plastik berisi air untuk dilempar ke arah polisi. Bahkan sempat ada aksi pembakaran kardus. 

Baca juga: SUNGAI Dalam Mall Bali Galeria Ditemukan Pansus DPRD Bali, 1 Korban Tewas Ditemukan di Sungai Sana

Baca juga: PANIK Warga Hingga Bunyikan Kukul Bulus, Dusun Tengading Desa Antiga Kembali Kebanjiran

Pihak kepolisian sudah mengingatkan agar penyampaian aspirasi dilakukan secara baik. Namun pendemo enggan menurut. Karena situasi semakin tidak kondusif, pihak kepolisian pun menurunkan Armoured Water Cannon (AWC) untuk mengurai massa. 

Diketahui, seluruh skenario aksi demo tersebut merupakan simulasi penanganan situasi krisis, khususnya kerusuhan atau demo anarkis yang menyasar kantor Polres Buleleng

Kapolres Buleleng, AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi mengungkapkan, tujuan simulasi ini untuk meningkatkan kemampuan anggota Polres Buleleng dalam penanganan pengendalian massa. Dengan demikian anggota tahu peran-perannya, serta sarana prasarana apa saja yang dipersiapkan.

"Ketika ada alarm stelling, anggota tahu di mana mereka harus berdiri dan apa yang harus dilakukan. Tadi sudah kita lihat bersama tahapan-tahapannya, termasuk bahwa situasi kita anggap anarkis, bagaimana penanganannya dan di sana juga kita tampilkan bagaimana mengurangi risiko, baik anggota kita yang bertugas maupun masyarakat yang melaksanakan demo," jelasnya. 

Tak hanya itu, anggota dilatih bagaimana cara mengendalikan massa, mengimbau, humanis, namun tetap tegas. Pada simulasi ini, pihaknya juga ingin melatih keterampilan-keterampilan menggunakan tameng, tongkat, gas air mata, AWC. 

"Harapannya anggota kita lebih terampil lagi, lebih profesional, sehingga dapat melayani masyarakat dengan optimal," ujarnya. 

Dikatakan pula, latihan hari ini akan dievaluasi kembali. Sebab situasi demonstrasi secara nyata tidak akan monoton, namun dinamis. 

"Nanti ke depannya juga akan kita lakukan secara continue latihan-latihan ini agar anggota lebih terampil lagi, lebih meningkat lagi kemampuannya. Walau demikian kesiapan anggota tadi sudah sangat siap," ucapnya. (mer)

Simulasikan Tiga Skenario

Sementara Kabag OPS Polres Buleleng, Kompol Made Agus Dwi Wirawan mengatakan, ada ratusan personel yang terlibat dalam simulasi ini. Khususnya anggota Dalmas, total yang dikerahkan sebanyak ratusan personel. "Dalmas awal ada 36 personel, dalmas akhir ada 117 personel," sebutnya. 

Diungkapkan pula, pada latihan ini pihaknya mensimulasikan tiga skenario. Untuk skenario pertama dan kedua berlangsung pada Jumat (19/9). 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved