TPA Suwung Kebakaran

Wali Kota Denpasar: Simpan Sampah di Rumah, Pengungsi Kebakaran TPA Suwung Dipulangkan ke Daerahnya

Pihaknya meminta masyarakat dapat ikut membantu dalam penanganan sampah karena TPA Suwung di Kota Denpasar

Istimewa
Wali Kota Jaya Negara saat mengawasi metode Injeksi Air di Kawasan TPA Suwung, pada Senin (16/10). 

Ia memperkirakan jumlah gas metana di tumpukan sampah TPA Suwung sekitar 74 juta meter kubik. Walau beberapa sudah terbakar, tapi bagaimana dengan sampah yang lain dan gas metana yang masih terperangkap di dalamnya. Untuk mengurai itu sampah harus dibongkar  dan membuat sodetan untuk mengeluarkan gas metana yang terkubur.  

Proyek pemerintah pusat TPA Suwung ruangan hijau (ecopark) dengan sistem sanitary landfill, menurutnya, mubazir.

Diketahui  22 hektare lahan di TPA Suwung  dilakukan penutupan dan penataan area TPA yang telah penuh sampah dengan dibuat terasering, ditangkap gas metana yang ada, dialirkan lindinya dan dilakukan penghijauan menjadi ruang terbuka hijau, pembangunan 2 cell sanitary landfill seluas 5 hektare dan pematangan lahan seluas 5 hektare untuk lokasi PLTSa.

"Saya tidak setuju sanitary landfill karena sama dengan bom waktu kecuali dibuatkan saluran untuk gas beberapa titik. Gas metana ditutupi  pakai tanah tetap ada gas metana. Kecuali ada pipa, tapi tetap polusi juga," katanya. (sar)

Yanto Antre hingga Tiga Jam

IMBAS kebakaran TPA Suwung Denpasar dan TPA Mandung Tabanan membuat pengalihan pembuangan sampah dilakukan di TPA Kelating, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan.

Dampaknya, terjadi antrean truk sampah yang masuk. Petugas juga kewalahan, karena TPA bekas galian C itu harus menampung sampah dari tiga kabupaten/kota, yakni Denpasar, Badung dan Tabanan.

Seorang pengangkut sampah, Yanto mengaku, memang harus mengantre selama dua hingga tiga jam untuk bisa membuang sampah. Karena memang mengantre dan tidak bisa langsung menuju TPA. "Kurang lebih dua atau tiga jam lah, Mas,” ucapnya, Selasa (17/10).

Yanto mengaku, biasanya ia membuang di TPA Suwung untuk sampah yang diangkutnya dari Kerobokan, Kuta Utara, Badung.

Karena TPA Suwung kebakaran, maka sejak itu pembuangan dialihkan ke TPA Kelating. Apalagi, TPA Mandung juga tidak bisa menampung karena kebakaran juga. "Biasanya di Suwung.

Karena kebakaran, ya ke sini. Ini sampah-sampah dari restoran vila dari Kerobokan,” ungkapnya.
Bendesa Adat Kelating. Dewa Made Maharjana mengatakan, rata-rata dalam sehari ada 66 truk pengangkut sampah yang datang sejak kebakaran di TPA Suwung dan RTPA Mandung, dan menjadikan lahan galian C tersebut sebagai tempat pembuangan sementara.

Maksimal yang datang 70 truk per hari. "Mulai Minggu (15/10) sudah banyak truk sampah yang datang,” katanya.

Dia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan untuk mendatangkan alat berat untuk mempercepat proses penguraian tumpukan sampah sehingga mengurangi bau dan antrean armada pengangkut sampah. 

Sebab, hanya ada satu alat berat yang beroperasi dan kondisinya pun sudah tua. “Itu untuk mempercepat proses penanganan sampah dan tidak ada mobil sampah yang sampai antre di jalan desa," katanya.

Sementara itu, maraknya kebakaran TPA di Bali, membuat Pemkab Klungkung terus melakukan pencegahan. Penyiraman sampah di TPA Sente, Desa Pikat semakin gencar dilakukan untuk mengantisipasi munculnya titik api dan memicu kebakaran.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved