TPA Mandung Kebakaran

Eki Sampai Ngungsi Karena Asap Tebal TPA Mandung, Sudah Terkendali Hanya Terlihat 12 Titik Api

Eki Sampai Ngungsi Karena Asap Tebal TPA Mandung, Sudah Terkendali Hanya Terlihat 12 Titik Api

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
TB/ Angga
Eki menujuk TPA Mandung yang kemarin mengeluarkan asap tebal hingga membuat dia harus mengungsi 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Asap pekat dari kebakaran TPA Mandung berdampak pada warga di sekitaran lokasi TPA.

Salah satunya ialah warga Perumahan BCA Land Kerambitan, Eki Januar, 60 tahun, asal Karawang, Jawa Barat, yang sudah tinggal di perumahan itu sejak 2019 lalu.

Bahkan, Eki dan anggota keluarganya harus mengungsi menjauh dari perumahan karena dampak asap.

Eki menjelaskan, kejadian TPA Mandung pada Sabtu 14 Oktober 2023 lalu itu memang luar biasa. Karena kepulan asap yang terkena angin membuat nyaris di seluruh perumahan tertutup asap.

Gelap gulita. Karena memiliki bayi maka ia dan keluarga memilih mengungsi sementara waktu. Selama dua atau tiga hari sejak kebakaran.

“Ya jadi mengungsi. Soalnya gelap gulita. Nggak kelihatan apapun. Dari rumah ini sampai bak sampah sana (berjarak kurang lebih 100 meteran). Dan kan ada bayi ini juga. Tapi sekarang sudah agak mendingan asapnya,” ucapnya, Rabu 18 Oktober 2023.

Eki mengaku, sudah 2019 tinggal di bawah atau bersebelahan dengan TPA Mandung. Hanya berbatas sebuah pagar besi.

Dan dirinya mengetahui betul aktivitas  TPA Mandung sejak 2019 lalu. Dimana, diperkirakan pada 2019 atau 2020 juga kebakaran.

“Tapi nggak separah sekarang. Dulu sampahnya juga masih sedikit, belum setinggi seperti saat ini. Sekarang sudah semakin tinggi. Dulu tidak sampai mengungsi,” jelasnya.

Eki mengaku, asap biasanya membumbung tinggi dan ke arah rumahnya yang berada di bawah persis, sekitar pukul 13.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita sore hari.

Dan pada saat itulah dirinya keluar dari rumah mencari tempat yang tidak tertutup asap. Kemudian balik lagi, pada malam harinya.

Baca juga: Nasib Satpol PP Honorer Belum Jelas, Sekda Badung Berharap Pusat Memberikan Kebijakan ke Daerah

“Jadi memang kalau angin kencang maka asap makin tebal. Dan tadi pemerintah sudah datang. Membagikan masker dan mengecek kondisi kesehatan kita. Nengok, apa ada warga bermasalah dengan kesehatan apa enggak,” bebernya.

Di bagian terpisah, Kepala Dinas LH Tabanan, I Gusti Putu Ekayana menuturkan, bahwa perkembangan api saat ini cenderung menurun.

Bahkan, hanya nampak sekitar delapan hingga 12 titik api saja yang muncul. Tidak seperti sebelumnya yang hampir menyeluruh di TPA Mandung.

Namun, titik api itu hanya kelihatan ketika malam hari saja. Sedangkan pada siang hari tidak akan nampak.

“Perkembangan api cenderung menurun. Bahkan kalau malam hanya delapan hingga 12 titik api saja,” katanya.

Ekayana mengaku, dari faktor asap, ketika dulu awal kebakaran, asap nampak hitam, namun untuk sekarang sudah terlihat berwarna putih.

Itu dapat disimpulkan bahwa hanya tinggal bara api yang tersisa. Tidak ada api. Hanya saja, ketika terkena embusan angin, maka akan bisa hidup kembali.

“Setelah kami perhatikan lagi, memang ketika tertiup angin seperti ada gasnya. Gas metan yang keluar dengan beraturan. Kami prediksi itu di dalam sudah gosong, kemudian muncul cenderung seperti gas. Atau mungkin sisa gas metan. Tapi tidak lama hanya beberapa menit. Kemudian setengah jam muncul lagi dan berpindah-pindah,” ungkapnya.

Ekayana menambahkan, bahwa asap juga sudah mulai menipis. Dan cenderung berhembus ke atas, tidak ke pemukiman warga.

Pihaknya, juga sudah memeriksa kesehatan warga, dan membagikan masker ke masyarakat sekitar.

Selanjutnya, juga sudah membuat posko penanggulangan bencana, dan pengngusian.

“Cuma disiagakan tapi belum digunakan (posko pengungsian). Kami juga Standby dua Damkar siang hari dan malam satu atau dua. Tangki DLH juga stand by dengan dua pompa air. Damkar Badung dan Negara juga mendukung proses pemadaman ini. Bupati Sanjaya juga intens mereview untuk penaganan kebakaran ini,” pungkasnya. (*).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved