Berita Klungkung

Damkar Klungkung Tangani 60 Kebakaran hingga Oktober 2023, Korsleting Listrik Paling Menonjol

Pemadaman Kebakaran Kabupaten Klungkung selama 10 bulan, telah menangani 60 kejadian kebakaran.

Istimewa
Simulasi pemadaman dini kebakaran terhadap ibu-ibu di Kantor Satpol PP dan Damkar Klungkung, Kamis (26/10/2023). 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Pemadaman Kebakaran Kabupaten Klungkung selama 10 bulan, telah menangani 60 kejadian kebakaran.

Dari jumlah itu, kebakaran di Klungkung sebagian besar disebabkan korsleting listrik.


Menindaklanjuti data ini, Satpol PP dan Damkar Klungkung selain upaya penanganan kebakaran, juga berupaya untuk melakukan edukasi ke masyarakat terkait pencegahan serta penanganan awal kebakaran.

Baca juga: 10 Persen Tanah di Klungkung Tak Bersertifikat, Terbanyak di Nusa Penida, Kendala Batas Lahan


"Berdasarkan data tahunan, korsleting listrik memang menjadi pemicu utama kebakaran di Kabupaten Klungkung," ujar Kasatpol PP dan Damkar Klungkung, I Dewa Putu Suarbawa, Jumat (27/10/2023).


Namun dalam beberapa bulan belakangan, ia melihat adanya trend kebakaran yang juga dipicu karena cuaca panas akibat dampak dari El Nino.


"El Nino ternyata berdampak juga dengan kejadian kebakaran. Misal kebakaran lahan di Kecamatan Dawan dan Nusa Penida. Bahkan kejadian kebakaran di TPA Jungutbatu juga diduga pemicunya karena cuaca panas akibat El Nino," ungkap Dewa Putu Suarbawa.

Baca juga: Belum Ada Rekomendasi Komisi ASN, Pengumuman Penilaian Akhir Seleksi Kadis di Klungkung Dicabut


Dengan fakta tersebut, Satpol PP dan Damkar berupaya memberikan pemahaman ke masyarakat tentang pencegahan dan penanganan kebakaran dini ke masyarakat.

Seperti yang dilakukan, Kamis (27/10/2023) Satpol PP dan Damkar Klungkung mengumpulkan ibu-ibu Dharma Wanita untuk dilatih pencegahan kebakaran dan penanganan dini kebakaran.

Baca juga: Giliran Harga Cabai dan Gula yang Naik, Simak Harga di Pasar Galiran Klungkung


"Pemahaman yang kami berikan tentu berdasarkan data kebakaran yang terjadi di Klungkung. Kami berikan mereka pemahaman bagaimana mewaspadai konsleting listrik," ungkap Dewa Putu Suarbawa. 


Misalnya dengan segera mengganti jaringan listik yang rusak, serta lebih waspada dalam menggunakan alat-alat elektronik.

Termasuk memastikan seluruh perangkat elektonik telah dimatikan jika hendak meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.

Baca juga: 504 Anak di Klungkung Alami Stunting


"Kami juga kemarin melatih ibu-ibu untuk menggunakan APAR (alat pemadam api ringan). Serta bagaimana penanganan kebakaran dini, misal memadamkan api dengan karung basah. Karena ibu-ibu ini sering aktivitasnya di dapur yang juga rentan terjadinya kebakaran," jelas Dewa Putu Suarbawa.


Diakuinya ketika dilakukan simulasi, sebagian besar ibu-ibu masih belum mampu dan takut menggunakan APAR.

Baca juga: Pemkab Klungkung Akan Tata Gor Swecapura Hingga Bangun Kantor Bersama di Nusa Penida

Hal ini juga menjadi catatan bagi Satpol PP dan Damkar Klungkung, sehingga warga terbiasa menggunakan APAR atau kain basah saat pemadaman dini kebakaran.


"Simulasi pemadaman dini kebakaran akan kami lakukan secara berkelanjutan, terutama ke ibu-ibu. Misal dengan pemadaman menggunakan kain atau karung basah, untuk penanganan dini kebakaran di dapur."

"Biasanya tidak cukup dengab air, harus memanfaatkan karung basah untuk padamkan api," jelas Dewa Putu Suarbawa. (*)

 

 

Berita lainnya di Kebakaran di Klungkung

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved