Mayat Mahasiswa di Kamar Kos

Terkait Kasus Mahasiswa Meninggal di Bali, Polisi Masih Tunggu Hasil Autopsi RS Bhayangkara Medan

Terkait Kasus Mahasiswa Meninggal di Bali, Polisi Masih Tunggu Hasil Autopsi RS Bhayangkara Medan

Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM / Adrian Armuwonegoro
Suasana TKP penemuan jenazah mahasiswa asal Medan, ASN, di kost depan Ex Tragia, Kuta Selatan, Badung, Bali, pada Jumat 24 November 2023. Terkait Kasus Mahasiswa Meninggal di Bali, Polisi Masih Tunggu Hasil Autopsi RS Bhayangkara Medan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Polresta Denpasar semakin mendalami kasus meninggalnya Aldi Sahilatua Nababan (23), mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Denpasar asal Medan di kamar kosnya di Jalan Bypass Ngurah Rai, Gang Kunci, Kuta Selatan, Badung pada Sabtu 18 November 2023 lalu.

Pihak keluarga di Medan menemukan kejanggalan dalam kematian Aldi hingga menduga menjadi korban pembunuhan.

Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Losa Lusiano Araujo mengungkapkan, saksi yang diperiksa terkait kasus kematian Aldi bisa saja bertambah.

Sementara ini, polisi memeriksa enam saksi, yakni pemilik kos, anak pemilik kos, dua tetangga kos, satu teman korban, dan tukang service kunci.

Untuk mengungkap kasus ini, polisi berencana meminta keterangan dari pihak keluarga korban.

“Bisa lebih dari pada enam. Nanti dari pihak keluarga juga,” ungkap Kompol Losa di Mapolresta Denpasar, Jumat 24 November 2023.

Baca juga: Kesedihan Ibu ASN di Medan Ketahui Fakta Putranya Tewas Misterius di Bali, Rencana Wisuda Pupus

Untuk keperluan memintai keterangan dari pihak keluarga, empat personel Polresta Denpasar telah diberangkat kan Medan, Sumatera Utara bersamaan mengantarkan jenazah korban.

“Kami upayakan untuk bisa mengambil keterangan. Kebetulan anggota kami masih ada yang di Medan. Empat orang (personel Polresta Denpasar),” imbuhnya.

Tak hanya itu, Kompol Losa juga menyebut berencana memeriksa sejumlah pihak yang dekat dengan Aldi.

Termasuk pacarnya.

“Kami memang merencakan pemeriksaan saksi-saksi. Nanti tentunya setelah semua diperiksa, akan kami sampaikan hasilnya,” jelasnya.

Karena masih dalam proses penyelidikan, Kompol Losa belum bisa menyampaikan hasil maupun dugaan sementara penyebab kematian Aldi.

Hingga kini, pihaknya masih menunggu hasil autopsi jenazah Aldi yang dilakukan di RS Bhayangkara Medan.

 

Usai menerima hasil autopsi dan menggali keterangan para saksi, selanjutnya kepolisian akan menyimpulkannya guna mengetahui penyebab kematian Aldi.

“Tapi semuanya nanti kami koordinasikan dulu dengan hasil autopsi yang dilakukan oleh RS Bhayangkara Medan. Baru nanti kami bisa simpulkan,” jelasnya.

Diketahui, Aldi ditemukan tergantung dengan posisi bersandar di pintu kamar, kedua kakinya menyentuh lantai.

Hidung korban mengeluarkan darah, adanya proses pembengkakan, serta kulit mengeluarkan cairan.

Baca juga: Mahasiswa Medan Meninggal Dunia di Bali, Polresta Denpasar Akan Minta Keterangan Kekasih & Keluarga

Penemuan jenazah pemuda asal Medan itu terjadi pada Sabtu 18 November 2023 sekitar pukul 08.30 Wita di kosnya, Jalan Bypass Ngurah Rai, Gang Kunci, Kuta Selatan, Badung.

Dugaan sementara polisi, Aldi telah meninggal dunia dua hari sebelum jenazahnya ditemukan.

“Kurang lebih dua hari dari ditemukan (Aldi meninggal). Tapi nanti yang menjelaskan dari pihak rumah sakit, dokter forensik,” tambah Kompol Losa.

Namun Kompol Losa menyebutkan, hasil penyelidikan awal saat jenazah masih di Denpasar, polisi belum menemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

“Dari hasil penyelidikan awal, memang belum ditemukan tanda-tanda kekerasan,” ungkap Kompol Losa.

Dari olah TKP diketahui, kondisi pintu kamar kos Aldi dalam keadaan terkunci.

Untuk membuka kamar, pemilik kos sampai memanggil tukang service kunci.

Sebelumnya, Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi mengatakan, Aldi ditemukan dalam kondisi terlilit tali tampar ikat.

Jenazah Aldi pertama kali ditemukan oleh pemilik kos, Nyoman Risup Artana (43) yang curiga dengan kondisi di sekitar kamar korban yang dipenuhi lalat hijau.

Artana kemudian mengetuk pintu kamar namun tak kunjung mendapat respons.

Artana melihat darah yang keluar dari bawah pintu kamar.

Hal itu membuatnya melaporkan kejadian ke Polsek Kuta Selatan.

Setelah dievakuasi dan dilakukan penyelidikan awal, jenazah Aldi kemudian dibawa pulang ke kampung halamannya di Medan.

Saat di Medan, keluarga menemukan kejanggalan dan menguplode kasus kematian Aldi di media sosial hingga viral.

Dalam unggahannya, Monalisa menyebut, adik laki-lakinya itu meninggal dunia diduga akibat pembunuhan.

Dia menyoroti kondisi sang adik yang ditemukan dalam keadaan mengenaskan.

Mulai dari alat kelamin pecah, sekujur tubuh lebam, hingga engsel siku tangan bergeser.

Sontak, unggahan itu kemudian mendapat ribuan komentar dari warganet.

Pihak keluarga meminta polisi melakukan autopsi saat jenazah tiba di Medan.

Selama menunggu proses autopsi di RS Bhayangkara Medan, empat anggota Polresta Denpasar yang mengantarkan jenazah, terpaksa di-standby-kan di Medan.

Sekaligus meminta keterangan pihak keluarga. (mah)

Tak Ada CCTV yang Merekam

Penyidik Polresta Denpasar harus bekerja ekstra melakukan penyelidikan kasus kematian Aldi di kamar kosnya.

Polisi terkendala, karena di Tempat Kejadian Perkara (TKP) rumah kos tidak ada CCTV.

Meski, sejumlah pihak menyebut, sebenarnya ada CCTV namun tidak mengarah langsung ke rumah kos.

Ada versi lain, menyebut CCTV rusak.

Menanggapi soal itu, Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Losa Lusiano Araujo menegaskan, tidak ada CCTV di rumah kos yang ditempati Aldi.

“Tidak ada. Di kosan memang tidak ada (CCTV),” ungkap Kompol Losa.

Pantauan Tribun Bali di lokasi di rumah kos, pada Jumat 24 November 2023, garis polisi masih terpasang di kamar nomor 10 itu.

Pemilik kos, Nyoman Risup Artana (43) usai melakukan upacara ngulapin.

Aroma kopi menyeruak untuk menetralisir bau ceceran darah yang sudah mengering.

Di lantai teras kos juga di depan pintu kamar masih terlihat lembaran kertas berwarna cokelat dipasang dengan ditindih sendal untuk menutup ceceran darah.

Artana menyempatkan diri melayani pertanyaan wartawan yang datang ke kosnya.

Dia menceritakan, penghuni kosnya, Aldi yang mahasiswa Elizabeth International Bali itu sebagai pribadi yang baik dan ramah.

Namun, tidak sering berinteraksi di kos.

Ia mengatakan, Aldi menyewa kos sejak sekitar 1,5 tahun lalu.

Artana menyebut, anaknya merupakan teman satu kelas Aldi di kampus.

“Anak saya teman satu kelasnya. Aldi orangnya baik, ramah tapi pendiam. Apa yang kita tanya, dia jawab sebatas itu. Tidak ada lagi omongan apa-apa. Tanggal 12 terakhir komunikasi, karena Aldinya jarang di luar, selalu di dalam kamar akhir-akhir ini,” beber Artana.

“Masalah bayar sewa kos dia sistemnya bayar transfer. Ya kadang lancar, kadang nunggak. Waktu terakhir bilang nanti saya sekalian bayar dua bulan, karena untuk bulan ini belum bayar,” imbuhnya.

Mengenai suara mencurigakan dari kamar Aldi sebelum kejadian penemuan jenazah, Artana mengaku ia dan tetangga tidak mendengar suara-suara keributan dari kamar Aldi.

“Tidak ada suara ribut. Teman di sebelah kamar korban Aldi juga sudah dipanggil aparat dan dimintai keterangan aparat. Mereka tidak mendengar ada suara teriakan atau hal-hal mencurigakan saat kejadian, biasa – biasa saja,” ucapnya.

Mengenai tamu, Artana mengaku tidak pernah melihat hilir mudik tamu Aldi.

"Untuk CCTV di depan hanya untuk mantau saja, itupun tidak merekam,” pungkasnya. (mah/ ian)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved