Berita Badung
Tahun 2024, Dana Ogoh-Ogoh Untuk Sekha Teruna di Badung Naik Jadi Rp 20 Juta
2024 Dana Ogoh-Ogoh Untuk Sekha Teruna di Badung Naik Jadi Rp 20 Juta, Parade Diminta Sampai Pukul 22.00 wita
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Memasuki awal tahun, biasanya sekha teruna di Bali biasanya sudah mempersiapkan diri dalam pembuatan ogoh-ogoh yang akan diarak pada bulan Maret 2024 mendatang.
Khusus untuk di Kabupaten Badung sendiri dana kreativitas pemuda untuk membuat ogoh-ogoh pun ditingkatkan menjadi Rp 20 Juta dari Rp 15 di tahun lalu.
Naiknya anggaran dana kreativitas itu pun diharapkan sekha teruna di Badung benar-benar meningkatkan kreativitasnya dengan menghasilkan karya yang bagus.
Selain itu juga garapan pragmen yang bisa ditampilkan pada masing-masing desa yang ada.
Bahkan sesuai rencana dalam pengerupukan Tahun Caka 1946, dipastikan sekaa teruna dan yowana di Kabupaten Badung akan menampilkan pergelarannya disuatu tempat didesa. Bahkan tidak lagi berkeliling hingga larut malam.
Kepala Dinas Kebudayaan Badung, I Gde Eka Sudarwitha Selasa 2 Januari 2024 tak menampik hal tersebut.
Pihaknya mengatakan, dalam pembuatan ogoh-ogoh nantinya sekaa teruna dan yowana akan kembali menerima bantuan dana.
"Seperti dulu dana motivasi untuk kreativitas tetap akan diberikan," ucapnya.
Mantan Camat Petang ini mengaku, besarannya pun kini adalah Rp 20 juta untuk masing-masing sekaa teruna atau yowana.
Baca juga: Sejak Musim Penghujan Sudah 10 Kejadian Pohon Tumbang Di Tabanan
Besara bantuan itu pun sudah sesuai dengan petunjuk Pimpinan dalam hal Ini Bupati Badung.
"Anggaranjya naik dari Rp 15 juta sebelumnya kini menjadi Rp 20 juta untuk masing-masing sekaa teruna atau yowana," ujar Sudarwitha.
Menurutnya, untuk memperoleh bantuan dana sekaa teruna dan yowana diwajibkan membuatkan proposal permohonan. Ketentuannya pun diakui telah diinformasikan kepada sekaa teruna dan yowana.
"Jadi prosesnya sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada bedanya," ucapnya
Lebih lanjut Sudarwitha mengaku, pelaksanaan pawai ogoh-ogoh hingga saat ini masih diizinkan.
Namun dia menerangkan ada beberapa ketentuan yang wajib dipatuhi, seperti pelaksanaannya di wilayah desa atau desa adat, pawai dibatasi hingga pukul 22.00, dan diharapkan untuk tidak menggunakan jalan protokol.
"Terkait dengan pengerupukan agar diselenggarakan dan dikoordinir oleh desa adat atau desa dinas.
Sehingga digelar di tingkat desa dan semacam dilombakan," jelasnya.
Apabila menggunakan jalan protokol agar disiapkan pengalihan arus lalin oleh desa adat atau desa dinas dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
Beberapa kententuan tersebut pun dijelaskan akan berpengaruh dalam penilaian lomba ogoh-ogoh di tingkat kabupaten. Bahkan akan ada pengurangan nilai hingga diskualifikasi.

"Tetapi kami rasa sekaa teruna sudah memahami tidak melebihi jam 10 malam, tidak menggunakan jalan protokol, dan sebagainya," ucapnya seraya berharap ogoh-ogoh yang dibuat tidak mengandung unsur SARA dan politik.
Seperti diketahui, Meski 2024 mendatang memasuki tahun politik, namun pemerintah Kabupaten Badung, tetap akan menggelar lomba ogoh-ogoh di 2024 mendatang.
Pemerintah melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) setempat akan menyiapkan rambu-rambu dalam berkreasi saat pelaksanaan pawai ogoh-ogoh.
Kadis Kebudayaan Badung, Gde Eka Sudarwitha saat dikonfirmasi tidak menampik hal tersebut.
Bahkan pihaknya akan membuat hal yang beda pada pergelaran perayaan Nyepi Saka 1946 itu.
Diakui pada pengarakan, desa adat diharapkan mampu mengemas parade ogoh-ogoh di 2024 lebih menarik dan berkelas, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan pihaknya meminta dilakukan di satu tempat tertentu.
"Nanti ada rambu-rambunya (dalam pembuatan ogoh-ogoh –red) apakah tidak boleh melambangkan figur politik, alat peraga kampanye. Saya kira sekaa teruna di Badung sudah sangat memahami kebijakan itu," ujarnya (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.