Podcast Tribun Bali
Gde Sumarjaya Linggih Bongkar 3 Masalah Utama Bali dan Solusinya
Politikus sekaligus legislator senior DPR-RI yang duduk di Komisi V Gde Sumarjaya Linggih menilai terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dal
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Mei Yuniken
Oleh karena itu, Demer mengatakan dirinya akan memperjuangkan hal ini serta berharap pendidikan di Bali ditingkatkan terus.
Lahir dari keluarga yang Peduli terhadap Pemberdayaan Masyarakat
Disinggung soal kepeduliannya terhadap pembangungan pura dan perbaikan jalan yang tidak layak terkhusus di Bali Utara, Demer menyebut jika hal tersebut telah diajarkan oleh oratuanya sedari kecil
Ia menuturkan jika keluarganya memang mengarah ke pemberdayaan masyarakat.
Katanya, beberapa pura di Desa Tajun Buleleng dalam renovasinya diprakarsai oleh keluarganya jauh sebelum dirinya menjadi anggota dewan.
“Karena ada hal-hal spontanitas yang disumbangkan dan diperhatikan, karena saya ingin berbagai sebenarnya. Ada satu kalimat yang diajar oleh orang tua saya yang saya selalu ingat ‘Selama bisa memberi, beri lah dan selama tidak perlu jangan minta’,” ungkapnya.
Baca juga: Ingin Ada Perubahan Hidup, Ni Kadek Dewi, Juru Parkir Cantik yang Nyaleg ke DPRD Bali di Pemilu 2024
Kreator Gong Perdamaian Dunia
Diketahui, pemrakarsa dari Gong Perdamaian Dunia adalah Gde Sumarjaya Linggih.
Hal tersebut pun disampaikannya langsung saat berbincang bersama Direktur Tribun Bali, Fauzan Marasabessy.
Demer melanjutkan, Gong Perdamaian Dunia sudah dipasang di China, India, Hungaria bahkan di Ukraina, dan Vietnam.
“Setidaknya gong perdamaian itu sudah dipasang di 15 negara, termasuk yang di Bali, itu saya kreatornya,” tuturnya.
Ia berkeinginan jika dunia akan merayakan hari perdamaian dunia secara bersama-sama di waktu yang bersama, di seluruh dunia memukul gong tersebut secara bersamaan.
Gagasan soal Gong Perdamaian Dunia itu diciptakan Damer saat adanya Bom Bali.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.