Podcast Tribun Bali
Gde Sumarjaya Linggih Bongkar 3 Masalah Utama Bali dan Solusinya
Politikus sekaligus legislator senior DPR-RI yang duduk di Komisi V Gde Sumarjaya Linggih menilai terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dal
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Mei Yuniken
“(Kemajuan Bali di kawasan Selatan) menyebabkan inflasi yang tinggi, termasuk harga pokok, hal ini pun akan berdampak pada masyarakat asli Denpasar dan Badung,” ungkapnya.
“Sebagian dari mereka (masyarakat asli) berat untuk mengikuti kenaikan harga ini, gaji mereka tidak cukup dan akhirnya pun mereka menjual tanah, menjual rumahnya. Sehingga harga tanah, rumah yang dimiliki naik, katakanlah satu miliar, tentu saja membuat mereka banjarnya, meninggalkan dadianya, meninggalkan desanya, hilang lah kekerabatan gotong royong dan istiadat,” paparnya.
Jika hal terus berlangsung, kata Demer, akan menjadi kekhawatiran jikalau Bali akan seperti Jakarta yang masyarakat aslinya yakni Betawi terpinggirkan akibat tidak mampu membayar pajak lantaran harga tanahnya ikut naik.
Selain itu, Demer menilai kondisi ini pun akan terjadi di Bali Barat jika pemerataan ekonominya tidak merata.
“Kita kalau pertumbuhan yang rendah, maka penyerapan tenaga kerjanya juga rendah,sehingga menyebabkan masyarakat Bali Barat pada akhirnya akan pergi ke Selatan untuk mencari penghidupan yang layak,” ujar Anggota DPR RI itu yang telah terpilih untuk keempat kalinya.
“Dan hal ini membuat rumah-rumah di Kintamani, Tabanan hingga Jembrana menjadi kosong, sehingga mereka mulai meninggalkan komunitasnya dan Dadianya,” sambungnya.
Oleh karena itu, dengan adanya Bandara di Bali Utara menurutnya akan mampu memeratakan pertumbuhan ekonomi masyarakat Bali.
Selain itu adanya Bandara kedua di Bali itu juga bisa mensejahterakan masyarakat di Bali di Kawasan Utara hingga Bali seperti Bangli, Kubu, termasuk di Buleleng.
Baca juga: Pajak Hiburan Naik 40 Persen, Kadis Pariwisata Bali Ajak Diskusi Bali Spa Association
Pentingnya Kebahagian Masyarakat Bali Demi Datangkan Turis
Demer menyebut jika pemerataan ekonomi di Bali sudah terwujud baik maka akan menghasilkan pendidikan dan ekonomi yang bagus serta dapat menuju ke arah spritual yang baik tentu saja akan menghasilkan masyarakat Bali yang bahagia.
Karena menurutnya, jika hal tersebut telah tercapai akan menarik kedatangan wisatawan ke Bali.
“Karena kehidupan masyarakat Bali yang sejahtera seharusnya dijaga, karena hal tersebut penting untuk menyebabkan turis-turis datang,” ungkapnya.
Pria kelahiran Buleleng itu menilai jika lifestyle masyarakat Bali merupakan daya tarik wisatawan.
“Keramahtamahan orang Bali, gaya hidupnya, upacara dan upakaranya yang ngayah tanpa pamrih,” jelas Demer.
Terlebih soal upacara ngabennya, Demer menyebut jika hal itu menjadi tontonan gratis bagi wisatawan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.