Pria Tewas di Sempidi Badung

Identitas dan Lokasi Ditahannya Pelaku Kasus Sempidi Dirahasiakan, Waspada Buron Masih Berkeliaran

Identitas dan Lokasi Ditahannya Pelaku Kasus Sempidi Dirahasiakan, Waspada Buron Masih Berkeliaran

Istimewa
Ilustrasi. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Polres Badung mengaku telah berhasil mengamankan beberapa pelaku pembacokan Adhi Putra Krismawan di wilayah Banjar Uma Gunung, Desa Sempidi, Mengwi Badung.

Dari perkiraan jumlah tersangka kasus Sempidi sebanyak 12 orang, belum semuanya tertangkap alias masih berkeliaran bebas dan menjadi buruan Polres Badung.

Bahkan penangkapan dilakukan setelah aparat kepolisian melihat CCTV di seputaran lokasi kejadian.

Baca juga: Warga Panik Saat Elpiji Meledak, Kulkul Bulus Berbunyi, Kebakaran Rumah dan Warung di Karangasem

Kasat Reskrim Polres Badung AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura yang dikonfirmasi Senin 22 Januari 2024 pagi tidak menampik terkait penangkapan pelaku pembacokan di Sempidi.

Bahkan sampai saat ini kasus pembacokan hingga menyebabkan korban jiwa itu masih dilakukan penyelidikan oleh Polres Badung.

"Iya, terkait kasus pengeroyokan di Sempidi, Badung sejumlah pelaku sudah kami tangkap," ujar AKP Jaya Widura.

Kendati demikian, sampai saat ini dirinya mengaku masih melakukan pengejaran kepada para pelaku baik yang melakukan pengeroyokan maupun pembacokan yang masih buron.

Baca juga: Turisnya Kelas Ecek-ecek, Tapi Pajaknya Besar, Parta Apresiasi Pemkab Badung Keluarkan Perkada

Mengingat dugaan awal pelaku berjumlah 12 orang.

"Kami masih lakukan pengejaran untuk sisanya. Yang jelas sudah ada kami tangkap," ucapnya.

Sayangnya AKP Jaya Widura tidak mau menjelaskan dengan detail berapa pelaku sudah diamankan dan dimana pelaku diamankan.

Dirinya pun meminta untuk bersabar dan akan disampaikan secara resmi setelah semua pelaku diamankan

"Segitu dulu saya sampaikan, mohon maaf dulu karena masih proses penyelidikan. Nanti kita pasti sampaikan secara resmi," imbuhnya.

Warga Resah

Maraknya tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok remaja dalam beberapa hari terakhir, kian meresahkan masyarakat di Bali.

Kepolisian dituntut kembali memperketat pengamanan untuk menjamin kenyamanan masyarakat, terutama saat malam hingga dini hari.

Seperti yang diungkapkan Made Andi (34), warga di Kelurahan Semarapura Kangin Klungkung. Ia mengaku kerap pulang kerja larut malam hingga dini hari dari tempatnya bekerja di wilayah Legian, Badung.

Dengan maraknya kejadian pengeroyokan segerombolan pemuda saat malam hari beberapa hari belakangan, membuatnya sangat resah.

"Tentu resah, Bali sudah tidak aman lagi. Apalagi saya yang kerap pulang larut malam, bahkan pulang subuh dari Legian ke Klungkung," ungkap Andi pada Kamis 18 Januari 2024.

Saat pulang malam hari, tidak jarang ia sering menemui gerombolan remaja kumpul-kumpul dan menggeber sepeda motornya di wilayah By Pass Ida Bagus Mantra. Hal itu tentu kerap membuat pengguna jalan resah.

"Pernah dini hari, di Bypass Ida Bagus Mantra dekat dengan proyek PKB ada gerombolan anak-anak menggeber sepeda motor 2 tak dengan seenaknya tidak hiraukan pengendara lain. Mereka bergerombolan, takut terjadi sesuatu saya sampai menepi," ungkap Andi. Ia pun berharap kepolisian bisa mengatasi hal ini, dan kembali menciptakan rasa aman bagi masyarakat.

Seperti diketahui, kasus pengeroyokan dan pembacokan terjadi di wilayah hukum Polres Badung yang menewaskan Adhi Putra Krismawan (23) warga asal Jalan Pulau Sumatra, Kampung Baru, Buleleng, yang terjadi di Banjar Uma Gunung, Desa Sempidi, Mengwi, Badung pada Selasa 16 Januari 2024 dini hari.

Sementara itu, setelah rentetan kejadian gangguan keamanan di Bali, jajaran Satuan Samapta Polres Klungkung meningkatkan pengawasan keamanan. Patroli malam bahkan menyasar lokasi-lokasi yang kerap menjadi tempat berkumpul warga hingga larut malam.

Ada beberapa lokasi yang menjadi sasaran kepolisian di Klungkung, misalnya Catus Pata Semarapura dan Jembatan Merah di kawasan Proyek PKB di Eks Galian C. Wilayah tersebut selama ini kerap menjadi lokasi berkumpulnya anak-anak muda hingga larut malam.

"Lokasi itu (jembatan merah di kawasan PKB) jadi atensi kami. Sudah ditutup wilayah itu, tapi masih sering ada anak-anak kumpul di sana. Bahkan setiap hari, setiap malam kami patroli ke sana," ujar Kasat Samapta Polres Klungkung, AKP I Gusti Made Mahendra pada Kamis 18 Januari 2024.

Menurutnya, di jembatan merah kerap menjadi lokasi berkumpulnya warga hingga larut malam. Antisipasi sejauh ini masih dilakukan secara dialogis. Aparat juga kerap mengingatkan untuk tidak minum-minuman alkohol, atau melakukan aksi-aksi balap liar. Bahkan jika ada anak-anak masih berkumpul di jembatan merah PKB hingga larut malam atau dini hari, polisi langsung membubarkannya.

"Sering kali kami lihat anak-anak kumpul sekitar jam 9 malam. Kalau sampai jam 11 kami temui masih di jembatan merah, kami bubarkan. Upaya ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti yang marak diberitakan dalam beberapa hari belakangan di Badung dan Denpasar," jelasnya.

Sementara itu, pelaku pengeroyokan dan pembacokan Adhi (23) di Jalan Raya Sempidi- Dalung, Mengwi Badung belum ditangkap polisi, Kamis 18 Januari 2024. Namun identitas pelaku kabarnya sudah dikantongi oleh jajaran Reskrim Polsek Badung. Hal itu pun dikatakan Kasi Humas Polres Badung Iptu Ketut Sudana, Kamis 18 Januari 2024.

Pihaknya mengaku, dari kasus pembacokan yang terjadi di depan Koperasi Sedana Giri Ayung, Banjar Uma Gunung ,Desa Sempidi, Mengwi, Badung itu jajaran Reskrim sudah mengecek Televisi sirkuit tertutup ( CCTV ) di seputaran Tempat Kejadian Perkara (TKP). Bahkan dari pengecekan CCTV sudah mulai ada petunjuk untuk menyelidiki lebih lanjut.

"Hasil penelusuran CCTV yang dilakukan, sudah mulai ada petunjuk terkait ciri-ciri pelaku dan dugaan sementara kronologis kejadian," ujarnya.

Aparat kepolisian Polres Badung saat melakukan evakuasi mayat yang merupakan korban pengeroyokan di Sempidi Badung pada Selasa 16 Januari 2024 pagi. Inset: Ibu korban pengeroyokan menangis menunjukkan foto anaknya semasa hidup di rumah duka di Buleleng, Senin 16 Januari 2024. (Istimewa/Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani)
Sayangnya pihaknya Sudana tidak menjelaskan dengan detail ciri-ciri pelaku, termasuk belum mengetahui kapan akan bisa diamankan. Namun sampai saat ini polisi masih menunggu hasil autopsi.

"Termasuk kita sudah lakukan autopsi, namun masih menunggu hasilnya. Sementara disimpulkan korban meninggal akibat tusukan benda tajam di dada sebelah kanan," jelasnya.
Kendati demikan pihaknya mengaku sampai saat ini pelaku belum bisa diamankan. Namun jajaran reskrim masih terus melakukan penyelidikan bersama Diskrimsus Polda Bali. "Kami juga dibantu Polda Bali. Semoga pelaku cepat bisa kita amankan," harapnya.

Tidak ada yang mengetahui saat kejadian, namun korban ditemukan sudah dalam kondisi berlumuran darah. Sebelum korban ditemukan, ada segerombolan anak muda dengan mengendarai sepeda motor pergi dengan menunjuk-nunjuk korban yang sudah berlumuran darah. Tidak hanya itu, video korban dikeroyok oleh sejumlah pemda juga beredar di media sosial, namun tidak jelas wajah pelaku karena menggunakan helm dan masker. (mit/gus)

RSUP Ngoerah Sudah Beri Keringanan

RSUP Prof IGNG Ngoerah buka suara terkait pemulangan jenazah Adhi Putra Krismawan (23), korban pengeroyokan di Sempidi dengan mobil pikap. Kasubag Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Kresna mengatakan, di RS memang tidak ada angkutan jenazah. Selama ini angkutan jenazah yang tersedia di RSUP Prof Ngoerah merupakan milik pihak swasta.

“Lalu terdapat informasi keluarga pasien tidak punya uang. Mau tidak mau karena itu berbayar lalu diberikan opsi untuk mengganti uang bensin saja. Pasien dan keluarga pasien lalu memulangkan dengan kendaraan sendiri,” kata Dewa Kresna, Kamis 18 Januari 2024.

Dewa Kresna menambahkan, pihak RS telah berusaha menawarkan opsi keringanan biaya.

“Yang jelas kami menyesalkan pasien tidak diangkut mobil angkut jenazah. Begitu ceritanya. Ambulans jenazah bukan punya RS. Dan pihak RS sudah memfasilitasi cukup ganti uang bensin saja,” katanya.

Baca juga: RSUP Prof Ngoerah Sebut Sudah Beri Keringanan Pemulangan Jenazah Korban Pengeroyokan di Sempidi

Sebelumnya, Jenazah Adhi Putra Krismawan (23) korban pengeroyokan di wilayah Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung telah disemayamkan di rumah duka, di Jalan Pulau Sumatera, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu (17/1). Jenazahnya tiba, Selasa (16/1) sekitar pukul 23.00 Wita.

Mirisnya pihak keluarga memulangkan jenazah korban dari RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah (Sanglah) Denpasar ke Buleleng dengan menggunakan mobil pikap. Hal ini terpaksa dilakukan keluarga lantaran keterbatasan ekonomi.

Made Suki Arsawan (55), ayah korban, mengatakan, jenazah almarhum Adhi dipulangkan dengan menggunakan mobil pikap milik salah satu anaknya. Beruntung selama di perjalanan pulang, kata Suki, cuaca sangat mendukung sehingga mereka tidak diguyur hujan.

“Mobil pikap itu milik anak saya. Kami sih tidak sempat bertanya kepada pihak rumah sakit berapa biaya sewa ambulansnya, karena sudah pasti besar biayanya. Karena keterbatasan ekonomi jadi jenazah kami bawa pulang pakai pikap saja. Selama perjalanan tidak ada hujan. Mungkin ini pertolongan Tuhan," kata pria yang kesehariannya bekerja sebagai buruh lepas ini saat ditemui Tribun Bali di rumah duka, Rabu.

Sementara itu, tewasnya Adhi mengetuk hati sejumlah pihak. Selain miris karena pria malang itu tewas akibat dikeroyok oleh sejumlah pemuda di Sempidi, Mengwi, Badung, kejadian ini juga membuat anak korban menjadi anak yatim.

Prihatin atas kondisi tersebut, sejumlah pegiat sosial melakukan penggalangan dana. Salah satunya dilakukan oleh Komunitas 10 Ribu Untuk Mimpi yang diinisiasi oleh Ary Ulangun.

Kepada Tribun Bali, Ary Ulangun menyebut, pihaknya mulai membuka donasi sejak Rabu (17/1), dan rencananya akan ditutup, Jumat (19/1). Hingga Kamis, tercatat jumlah donasi yang terkumpul Rp 40 juta.

Ary Ulangun menyebut, donasi akan diserahkan kepada keluarga korban untuk membantu biaya pemakaman korban, serta dapat ditabung oleh keluarga untuk biaya sekolah anak almarhum Adhi.

Mengingat semasa hidup Adhi sejatinya pergi ke Bali selatan untuk mencari pekerjaan, dan hasilnya ingin digunakan untuk membiayai anak satu-satunya yang saat ini berusia 3,5 tahun.

"Donasi akan kami tutup Jumat pagi. Selanjutnya akan langsung kami serahkan kepada keluarga almarhum, untuk biaya pemakaman serta dapat ditabung untuk biaya sekolah anak almarhum nanti," katanya.

Ary mengaku sangat berterimakasih kepada para dermawan yang telah membantu almarhum Adhi. Mengingat keluarga korban tergolong kurang mampu sehingga masuk dalam data penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Adhi rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Umat Kristiani wilayah Kelurahan Liligundi, Kecamatan Buleleng, Sabtu (20/1) siang. Jenazah Adhi akan dimakamkan pada satu liang lahad dengan adik bungsunya yang telah lama meninggal dunia.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved