TKI Asal Bali Meninggal di Jepang
BP3MI Bali: Pemulangan Jenazah IB Subali Dalam Proses, Ditangani KBRI Tokyo
BP3MI Bali: Pemulangan Jenazah IB Subali Dalam Proses, Ditangani KBRI Tokyo
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala BP3MI (Balai Pelayanan Penempatan Pekerja Migran Indonesia) Provinsi Bali Anak Agung Gde Indra mengatakan bahwa saat ini sudah dilakukan upaya untuk membantu memfasilitasi pemulangan jenazah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Bali, Ida Bagus Subali yang meninggal dunia di Jepang.
Almarhum Ida Bagus Subali meninggal dunia di Jepang pada 22 Januari 2024 atau 5 hari yang lalu. Agung menjelaskan bahwa pemulangan jenazah dari luar negeri memang membutuhkan waktu dan biaya.
Di mana artinya, proses pemulangan TKI asal Jembrana ini sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah baik melalui BP3MI, Kementerian Luar Negeri hingga Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setelah pihak keluarga menjalin komunikasi beberapa hari yang lalu setelah meninggalnya Ida Bagus Subali.
Baca juga: Cak Imin Target 50 Persen Suara di Bali, Janji Bangun Pabrik Pupuk Hingga Genjot Pariwisata
"Estimasi pemulangan jenazah itu 750 ribu Yen atau sekitar 80 Juta Rupiah, Brafaks Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo mencoba melakukan upaya negosiasi ditekan lagi dengan otoritas setempat," kata Agung melalui sambungan telepon dengan Tribun Bali, pada Sabtu 27 Januari 2024.
Agung tidak menampik bahwa pemulangan jenazah sedikit mengalami kendala karena almarhum bekerja menjadi TKI di luar negeri karena setelah ditelusuri tidak tercatat di pemerintah sehingga tidak terkaver asuransi maupun BPJS Ketenagakerjaan.
Akan tetapi, pemerintah tetap berupaya membantu untuk pemulangan jenazah yang saat ini masih berada di rumah sakit di Tokyo.
Baca juga: Mantapkan Kesiapan Personel, Polres Buleleng Gelar Simulasi Pengamanan TPS
"BP3MI melakukan tracing data tidak tercatat di pemerintah, almarhum ke Jepang menggunakan dokumen visit atau kunjungan. jadi memang secara dokumen dan pendukung lainnya tidak terkaver asuransi BPJS Ketenagakerjaan khusus Pekerja Migran," jelasnya.
"Itu sebenarnya salah satu kavering yang dapat dimanfaatkan warga negara kita jika tercatat, namun BP3MI, BP2MI tetap membantu koordinasi dengan instansi terkait baik itu Pemerintah Daerah ataupun Pemerintah Pusat, keluarga juga menyatakan kurang mampu," imbuh Agung.
Ia menambahkan bahwa BP3MI terus menjalin komunikasi dengan KBRI di Tokyo serta terus berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk proses pemulangan jenazah Ida Bagus Subali dari Jepang.
"Sesuai SOP negara penempatan, diagnosa almarhum sakit diabetes, ada SOP pemeriksaan oleh pihak medis rumah sakit negara penempatan, estimasi pemulangan biasanya memang membutuhkan waktu sekitar 10 hari, dari saat meninggal dunia," pungkas Agung.
Bahkan di WhatsApp Group (WAG) juga beredar panggilan kemanusiaan digagas oleh Puskor Hindunesia untuk memberikan donasi atau penggalangan punia untuk meringankan beban keluarga di mana almarhum meninggalkan istri dan 3 orang anak. (*)
Sisa Donasi yang Terkumpul Akan Digunakan Untuk Biaya Ngaben dan Diserahkan Kepada Keluarga |
![]() |
---|
Almarhum Ida Bagus Subali Bekerja di Jepang Sejak 2020, Gunakan Visa Kunjungan |
![]() |
---|
Jenazah PMI Ida Bagus Subali Akhirnya Tiba di Bali Dengan Dana Donasi dan Fasilitasi Pemerintah |
![]() |
---|
BREAKING NEWS : Proses Pemulangan Panjang, Layon Ida Bagus Subali Akhirnya Tiba di Bali |
![]() |
---|
Pemulangan Jenazah Ida Bagus Subali dari Jepang Tinggal Tunggu Pencabutan Berkas di Kepolisian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.