Berita Bangli

TPID Bangli Lakukan Pemantauan ke Distributor Beras, Tindaklanjuti Harga Beras Mahal

Harga beras akhir-akhir ini terus mengalami kenaikan. Sedangkan di satu sisi, harga beras murah dari Bulog, justru tidak ada stok sejak sebulan terkah

Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
TPID Bangli saat melakukan pemantauan beras di Bulog, Rabu 31 Januari 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Harga beras akhir-akhir ini terus mengalami kenaikan. Sedangkan di satu sisi, harga beras murah dari Bulog, justru tidak ada stok sejak sebulan terakhir.

Menyikapi hal tersebut, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bangli telah turun untuk melakukan pemantauan.

Baca juga: Stok Beras di Klungkung Surplus tapi Harga Naik


Kepala Bagian Ekonomi Setda Bangli, Dwi Wahyuni membenarkan adanya kenaikan harga beras sejak sepekan terakhir.

Ia juga menegaskan bahwa kenaikan beras saat ini tidak hanya terjadi di Bangli, namun seluruh wilayah Indonesia.


Berdasarkan hasil pemantauan pihaknya di pasar tradisional, lanjut Dwi Wahyuni, kenaikan harga beras meliputi seluruh jenis.

Baca juga: Distan Bali Bantah Kenaikan Harga Beras Karena Tahun Politik 2024

Mulai dari beras jenis medium I, di mana kenaikan harga yakni Rp1000 per kilo.

Sedangkan beras medium II, mengalami kenaikan Rp500 per kilo. 


"Untuk harganya, beras medium I dari harga Rp 14 ribu menjadi Rp 15 ribu per kilo. Beras medium II, dari harga 13 ribu menjadi 13.500. Sedangkan beras jenis premium, dari harga Rp 15 ribu menjadi Rp 16 ribu per kilo," sebutnya, Rabu (31/1/2024).

Baca juga: Kenaikan Harga Beras Sebabkan Dagang Nasi Jinggo di Bali Ini Turun Omset


Sementara harga beras Bulog, diakui masih tetap. Yakni Rp 10.900 per kilo. Kendati demikian, pihaknya mengaku di beberapa toko ketersediaannya memang kosong.

"Informasi yang kami dapatkan dari Bulog provinsi, saat ini mereka fokus untuk pemenuhan bantuan beras pemerintah. Sehingga stok beras yang ada di Bulog difokuskan ke sana. Namun ketika beras bantuan pemerintah sudah terpenuhi, sisanya baru untuk beras SPHP," jelasnya.

Baca juga: Soal Lonjakan Harga Beras, Dewan Gianyar :Ini Sebuah Kegagalan Pemerintah Pusat


Sebelumnya pihaknya sempat melakukan rapat bersama tim pengendali inflasi di tingkat nasional, yang dipimpin oleh Mendagri. Dari rapat tersebut diketahui bahwa beberapa daerah penghasil beras yakni di Jawa Timur, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat, memang belum memasuki musim panen.

"Selain itu karena dampak El Nino serta kemarau panjang, sehingga ada penurunan hasil panen dari daerah-daerah penghasil beras," ucapnya. 

Baca juga: Sekda Gianyar Prediksi Kenaikan Harga Beras Tak Bertahan Lama


Namun untuk lebih mengetahui secara pasti penyebab kenaikan beras, Dwi Wahyuni mengatakan saat ini pihaknya dari TPID Bangli masih melakukan pemetaan.

Apakah pada stok yang tidak mencukupi, distribusi yang tidak lancar, atau ada faktor lain. 


"Mulai besok tanggal 1 Februari, kami akan turun ke distributor beras yang ada di Kabupaten Bangli. Kita akan cek kondisi di tingkat distributor seperti apa. Baik stok maupun distribusinya."

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved