Pemilu 2024

Ini Analisis Pengamat Politik Universitas Udayana Bali Soal Fenomena Anak Pejabat Lolos Pemilu 2024

Analisis menarik terkait fenomena anak pejabat, mulai dari bupati hingga pimpinan dewan yang lolos di Pemilu 2024 disoroti oleh Pengamat Politik

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Arini Valentya Chusni
Suasana di Banjar Sari Buana Tegal Harum, Denpasar, Bali, saat Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024. 

Satu lagi putra mahkota yang berpeluang lolos sebagai wakil rakyat adalah I Gede Gumi Asvatham, anak sulung Bupati Jembrana I Nengah Tamba.

Gede Gumi bertarung memperebutkan kursi DPRD Bali dari Partai Demokrat Dapil Jembrana. Caleg asal Desa Kaliakah itu disebutkan sudah meraup suara hingga 30 ribu lebih sehingga hampir dipastikan lolos ke Renon atau kantor DPRD Bali.

Selain anak bupati yang masih menjabat, ada juga anak mantan bupati yang melaju mulus ke kursi dewan. Bahkan dengan torehan suara yang spektakuler.

Adalah Diah Pradnya Maharani alias Gek Diah, yang merupakan putri kesayangan dari mantan Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra. Gek Diah maju ke DPRD Bali dari PDIP Dapil Gianyar.

Dari hitungan cepat yang dilakukan Sekretariat PDIP Gianyar, raihan suara Gek Diah sudah lebih dari 128 ribu suara. Raihan suara gadis yang baru lahir 30 Oktober 2002 ini bahkan berpotensi memecahkan rekor suara tertinggi di DPRD Bali.

Gek Diah bisa melewati rekor I Bagus Alit Sucipta alias Gus Bota yang pada Pileg 2019 menjadi peraih suara tertinggi DPRD Bali dengan torehan 110.440 suara.

Sang ayah, Mahayastra, bahkan meyakini suara gadis 21 tahun itu akan bertambah lagi ketika semua C1 telah dihitung. “Saya yakin ketika semua suara sudah dihitung, raihan suara Gek Diah bisa tembus 130 ribu," ujar Ketua DPC PDIP Gianyar ini.

Menarik dinantikan bagaimana kinerja para anggota dewan dari pusaran anak-anak pejabat ini setelah resmi dilantik. Mereka harus membuktikan layak menjadi wakil rakyat yang mengabdi kepada masyarakat.

“Bagaimanapun, parlemen adalah wadah bagi mereka yang siap mengabdi, bukan sekadar arena untuk melanjutkan kekuasaan politik semata,” kata dosen Ilmu Politik Universitas Udayana, Efatha Filomeno Borromeu Duarte, Minggu (18/2). (mit/ang/gus/ful/weg/mah)

>>> Baca berita terkait <<<

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved