Berita Denpasar

Stok Babi di Denpasar Aman Jelang Galungan, Distan Denpasar Lakukan Pemeriksaan Daging di Pasar

Stok Babi di Denpasar Aman Jelang Galungan, Distan Denpasar Lakukan Pemeriksaan Daging di Pasar

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
ist
ilustrasi babi 

 


TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Penampahan Galungan selalu identik dengan babi, selain ada juga yang memotong ayam.

Terkait penampahan Galungan ini, Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar memastikan stok babi masih cukup aman. 

Hal ini dikarenakan populasi babi di Kota Denpasar masih cukup banyak yang membuat harga babi sempat anjlok.

Selain itu, jarang juga masyarakat yang memotong babi secara mandiri dan kebanyakan memanfaatkan Rumah Potong Hewan atau RPH.

Baca juga: Lagi-lagi Spa di Kuta Viral, Bule Bikin Video Setelah Ini Terjadi, Bendesa Adat Gerah

Hal itu diungkapkan Kepala Distan Kota Denpasar Anak Agung Gde Bayu Brahmasta, Sabtu 24 Februari 2024. 

Ia mengatakan, saat ini rata-rata penyembelihan perhari di rumah potong hewan (RPH) sebanyak 200 ekor. 

Saat H-1 penampahan, ia memprediksi bisa memotong dua kali lipat dari itu. 

"Kalau stok babi kami pastikan aman. Kalau, pemotongan di RPH pasti meningkat hingga dua kali lipat. Ya 350 ekor sampai 400 ekor kita lakukan pemotongan. Setiap Galungan pasti naik," katanya.

Baca juga: Ni Luh Putu Ajak Pria Makassar Berhubungan, Berawal Kenalan di Spa, Raup Uang Korban Rp 3 Miliar

Dikatakannya, harga daging babi bersih juga masih stabil di angka Rp 80.000 per kilogram.

Sementara untuk harga babi hidup sudah naik mencapai Rp 35.000 sampai Rp 40.000 perkilogramnya. 

"Kemarin karena stok babi melimpah peternak sempat pusing harga babi anjlok. Sekarang sudah naik stabil," katanya. 

Sementara itu, proses pemeriksaan daging babi jelang penampahan Galungan hanya cukup di pasar-pasar besar saja. 

Pihaknya tidak lagi menurunkan tim untuk pemeriksaan kesehatan dan kebersihan hewan di rumah-rumah. 

Sebab, pemotongan babi di Denpasar masih lebih banyak ke RPH. 

Alasannya, selain murah pemotongan di RPH juga lebih higienis karena ada pemeriksaan dari dokter hewan langsung. 

"Biasanya ada yang berkelompok motong sendiri. Sekarang sudah menurun, kebanyakan di RPH. Karena jatuhnya lebih murah dan kebersihannya terjamin. Setelah itu baru dibagikan ke masing-masing warga," imbuhnya. 

Khusus pemeriksaan ini, pihaknya menerjunkan 15-20 tim ke pasar-pasar. 

Mereka akan memeriksa kebersihan dan kesehatan daging yang sudah disiapkan pedagang. 


Hal itu dilakukan untuk antisipasi kandungan bakteri bisa membahayakan masyarakat. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved