Pilgub 2024

Wayan Koster Diprediksi Dapat 'Tiket' PDIP ke Pilgub Bali 2024, Lebih Berat dari Periode Pertama?

Bursa Calon Gubernur Bali (Cagub) di bursa Pemilihan Gubernur (Pilgub 2024) kini makin hangat diperbincangkan.

|
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Istimewa
Koster - Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster beberapa waktu lalu. Pengamat memprediksi rekomendasi PDIP untuk Pilgub Bali jatuh kepada Wayan Koster. 

Pun dengan Ganjar Pranowo, dinilai mendapat “tiket” Capres lantaran melakukan hal yang serupa.

“Logika politiknya, karena Koster sudah mau mengikuti DPP tentang berkomentar atau melarang Piala Dunia, dan itu juga dilakukan Ganjar, itu janji DPP.”

“Katanya, rewardnya itu berupa rekomendasi untuk 2024,” ungkapnya saat dihubungi Tribun Bali, Sabtu 24 Februari 2024 kemarin.

Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster beberapa waktu lalu. Terbaru, pengamat memprediksi rekomendasi PDIP untuk Pilgub Bali jatuh kepada Wayan Koster.
Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster beberapa waktu lalu. Terbaru, pengamat memprediksi rekomendasi PDIP untuk Pilgub Bali jatuh kepada Wayan Koster. (Ida Bagus Putu Mahendra)

Kondisinya, PDIP Bali yang digawangi oleh Wayan Koster selaku Ketua DPD tak bisa memenangkan Ganjar-Mahfud berdasarkan hasil hitung cepat alias quick count.

Menanggapi hal ini, Subanda memandang Koster telah banyak berjasa kepada partainya dan juga kepada masyarakat.

Baca juga: The Family Man: De Gadjah Ungkap Peran Ibu, Mertua, Istri, hingga Anak Dibalik Puluhan Ribu Suara

Sejumlah proyek bernilai besar berhasil diboyongnya ke Bali atas dasar koordinasinya.

Sepanjang PDIP tak berkhianat kepada Koster, kata Subanda, maka rekomendasi PDIP untuk Pilgub Bali 2024 masih kepada Wayan Koster.

“Kalau konsisten dengan jasa itu, Koster sudah berjasa banyak dengan partainya. Koster juga banyak bermanfaat. Membawa beberapa proyek dari Jakarta ke sini.”

“Kalau PDIP tidak berkhianat kepada Koster, maka itu hadiah ketika rekomendasi ada pada Koster,” jelasnya.

Skenario Terburuk

Skenario terburuknya bila tak mendapat rekomendasi Pilgub Bali, maka Subanda memprediksi Koster akan mendapat reward lain dari partainya.

Subanda menuturkan, informasi yang diperolehnya dari internal PDIP Bali, upaya memenangkan Koster pada periode keduanya sebagai Gubernur Bali lebih sulit.

Alasannya, yakni adanya sejumlah kebijakan Koster yang blunder ketika dia menjabat sebagai Gubernur Bali pada periode pertamanya.

Kedua, yakni adanya pergeseran orientasi pemilih di Bali.

“Saat ini kecenderungannya, Pak Koster kan bilang ingin maju lagi. Timnya juga demikian. Saya tanya teman-teman PDIP juga kemungkinan masih Pak Koster walaupun lebih berat dari yang pertama (periode sebelumnya). Orang PDIP yang bilang.”

“Satu, karena banyak kebijakan yang blunder, kedua bergesernya orientasi pemilih. Itu berpengaruh besar. Itu tokoh-tokoh PDIP Bali yang cerita,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved