Berita Denpasar
Harga Beras Melonjak, Pemkot Akan Beli Gabah Petani di Denpasar Agar Tak Dijual Keluar
Harga Beras Melonjak, Pemkot Akan Beli Gabah Petani di Denpasar Agar Tak Dijual Keluar
Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Belakangan ini, harga beras di Bali khususnya di Denpasar masih tinggi.
Bahkan harga beras masih kuat bertengger di kisaran Rp 17 ribu per kg.
Dengan kondisi itu, krisis pangan pun diantisipasi di Kota Denpasar.
Baca juga: Diputusin Kekasih, Ketut S Nekat Akhiri Hidup di Karangasem, Ibunda Histeris Saat Lihat Jasad
Karena itu, Pemkot Denpasar melakukan berbagai langkah dalam mengantisipasi hal tersebut.
Salah satu langkah yang akan dilakukan yakni membeli semua hasil panen petani atau gabah agar tidak sampai keluar daerah.
Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan ancaman krisis pangan tersebut sudah menjadi atensi jajarannya sejak beberapa waktu lalu.
Baca juga: Rumah Kadek Suarjana Roboh Timpa Istri dan Anaknya di Buleleng, Petaka Terjadi Saat Tidur Lelap
Hal ini terlihat dari semakin seringnya kegiatan pasar murah yang menyasar masing-masing desa/kelurahan.
Bukan hanya itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua pangliman, pekaseh di masing-masing subak.
Selain itu, juga sudah berkoordinasi dengan pihak BPD Bali.
"Salah satu rencana ke depan, BPB Bali akan memberikan pinjaman lunak kepada Sewakajaya (unit usaha milik Perumda Pasar Sewakadarma) untuk mengambil semua hasil panen yang ada di petani Denpasar," katanya.
Untuk harganya pun sesuai dengan harga pasar.
Setelah gabah dari petani ini dibeli, kemudian Sewakaja akan mengolah menjadi beras.
Pengolahannya akan dikerjasamakan dengan Lembaga Pangan Usaha Masyarakat (LPUM) Renon.
"Keberadaan LPUM sangat penting bagi kemandirian pangan di Denpasar. LPUM ini mampu mengolah padi ini menjadi beras dan kemudian mengemas untuk disaluran ke masyarakat," imbuhnya.
Untuk harganya pun bisa bersaing dengan beras kemasan luar.
Karena dari panen hingga mengolah ada di satu tempat.
Bila ini bisa dikembangkan pihaknya juga mengatakan akan mampu menekan laju inflasi.
Sehingga hal ini juga sesuai dengan program pemerintah pusat dalam pengendalian inflasi.
"Dengan pola ini, kita juga akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Karena hasil mereka bisa dijual kepada LPUM," katanya.
Sebelumnya, Kadis Pertanian Kota Denpasar, AA Bayu Bramasta mengatakan target produksi padi tahun 2024 ini sebanyak 29.921 ton.
Ini artinya produktivitas mencapai 77,80 kwintal per hektar.
Sementara itu, tingkat konsumsi beras di Denpasar mencapai 167,89 ton per hari.
Sementara jumlah produksi beras di sebanyak 35 ton dengan jumlah penyosohan beras sebanyak 5 unit yang tersebar di beberapa lokasi.
Artinya, kebutuhan beras warga kota lebih banyak dari luar
Kemudian, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar Ida Bagus Mayun Suryawangsa mengatakan, rata rata konsumsi per hari masyarakat mencapai 231 gram per perkapita.
Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Denpasar mencapai 716.800 jiwa, sehingga didapat konsumsi per hari mencapai 167,89 ton.
Namun hal ini tak didukung tingkat produksi beras di Denpasar.
Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan, banyak beras yang dipasok dari luar.
Dengan begitu, beberapa upaya pun dilakukan.
Seperti digelontorkannya Bantuan Pangan Pemerintah yang di Kota Denpasar sendiri menyasar kepada 4.562 Kelompok Penerima Manfaat (KPM).
Masing masing KPM akan mendapatkan 10 kilogram per bulan.
Dengan itu total beras Bantuan Pangan yang disalurkan dalam sebulan di Kota Denpasar mencapai 45.620 kilogram atau sekitar 1.520,6 kg per hari.
Selain itu, penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) dari Bulog juga diharapkan bisa meredam kenaikan harga beras.
Penyaluran beras SPHP ini melalui pedagang di pasar tradisional ataupun toko kelontong.
Berdasarkan data dari Bulog Kantor Wilayah Bali di Kota Denpasar sendiri tercatat ada 52 pedagang yang menyalurkan beras dengan HET Rp54.500 per 5 kilogram itu
Dari 52 pedagang, masing-masing pedagang mendapatkan kouta 2 ton per minggu untuk penyaluran beras SPHP.
Jika dikalikan dengan jumlah pedagang maka beras SPHP yang tersalurkan setiap minggunya hanya 104 ton atau sekitar 14.857,14 kilogram per hari.
Jika dilihat dari jumlah konsumsi masyarakat per hari, tentunya jumlah beras SPHP dan Bantuan Pangan yang tersalurkan masih jauh di bawah.
Meski harga beras mahal, namun disebutkan jika pasokan di pasaran masih aman. (*)
| Dugaan Penganiayaan Seorang Advokat Perempuan di Bali Terhadap WNA Naik ke Tahap Penyidikan Polisi |
|
|---|
| Siap Suplai 700 Ton Sampah untuk PSEL, Pemkot Denpasar Segera Sosialiasasi ke Masyarakat |
|
|---|
| Izin Lengkap Belum Dilengkapi, Pabrik Beton Dekat Tahura Tutup Permanen |
|
|---|
| TURUNKAN 6 Alat Berat, Lembur Hingga Tengah Malam, Percepat Normalisasi di Tukad Korea & Tukad Lolan |
|
|---|
| Pemkot Denpasar Terapkan PBB-P2 0 Persen untuk Lahan Produktif, Sawah Ekowisata, dan Sawah Murni |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.