Berita Bali

Business Matching di Bali, Kemenperin Targetkan Rp 1.200 Triliun Belanja Produk Dalam Negeri

Hadirkan Ratusan Produsen Dalam Business Matching di Bali, Kemenperin Targetkan Rp 1.200 Triliun Belanja Produk Dalam Negeri

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko S.A. Cahyanto (kiri) dan Sekjen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Ir Suharti (kanan). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kementerian Perindustrian mendorong pembelian produk industri dalam negeri untuk mendongrak Pertumbuhan Ekonomi Nasional (PEN) dalam Business Matching 2024 di The Meru Sanur, Bali selama 3 hari pada 4, 5 dan 7 Maret 2024. 

Business Matching digelar mempertemukan pelaku industri selaku produsen dengan pengguna produk dalam negeri khususnya yang menggunakan anggaran pemerintah melalui pengadaan barang dan jasa, dengan target identifikasi 1.200 Triliun Rupiah untuk bisa diserap perusahaan dalam negeri.

Business Matching 2024 merupakan kelanjutan dari agenda serupa yang sudah dilaksanakan sukses sebelumnya pada tahun 2022 dan 2023.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko S.A. Cahyanto mengatakan, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo selalu mengingatkan kepada kementerian/lembaga, pemerintah daerah, maupun BUMN/BUMD untuk terus meningkatkan penggunaan produk dalam negeri melalui pengadaan barang dan jasanya.

"Oleh karena itu, di tahun ini kami kembali mengadakan business matching sebagai ajang matchmaking terbesar pada pengadaan barang jasa pemerintah,” kata Eko pada acara media briefing Business Matching “Belanja Produk Dalam Negeri”, pada Senin 4 Maret 2024.

"Kami mempertemukan pengguna anggaran pusat dan daerah, BUMN bertemu dengan para produsen dan oenyedia barang dalam negeri yang memiliki sertifikat TKDN menyediakan produk dalam e-katalog," imbuhnya. 

Sekjen Kemenperin mengemukakan, keberhasilan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) telah memberikan dampak yang luas terhadap penguatan struktur manufaktur dan pertumbuhan ekonomi nasional. 

Baca juga: Jokowi Wajibkan Beli Produk Dalam Negeri, Kurangi Produk Impor Tingkatan Ekonomi

Pihaknya mendorong agar para produsen dalam negeri melakukan sertifikasi agar mendapatkan akses kepada para pemilik anggaran dan juga menjaga iklim investasi. 

"Ini mendorong pemilik anggaran lebih tahu, lebih kenal produk dalam negeri yang diproduksi anak bangsa sebagaimana tema Kemandirian Produk Dalam Negeri Menuju Indonesia Emas," bebernya.

Efek positif ini tercermin dari bertambahnya pabrik-pabrik baru dan terserapnya banyak tenaga kerja dalam negeri.

Salah satu peserta pameran di business matching ini adalah pemasok kabel dalam negeri bagi proyek kereta api cepat Jakarta – Bandung dengan nilai proyeknya mencapai 100 Miliar Rupiah dan bisa membantu pengembangan perusahaan. 

Ada pula StartUp dalam negeri bersertifikat TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang saat ini sedang dalam proses pengembangan teknologi bersama Kementrian PUPR untuk mendukung transformasi digital di Kawasan IKN. 

"Ini menunjukkan bahwa produk dalam negeri kini sudah cukup berkualitas tinggi hingga memenuhi standar internasional dan penggunaan produknya akan membantu pengembangan industri,” ungkapnya.

Beragam pengadaan barang jasa pemerintah serta badan usaha yang menggunakan produk dalam negeri ini dapat berimbas langsung pada ketahanan ekonomi Indonesia. 

Berdasarkan hasil kajian peneliti ekonomi, bahwa setiap Rp 1 yang digunakan untuk membeli produk dalam negeri bisa kembali ke negara sebesar Rp 2,2 atau lebih dari dua kali lipat. 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved