Pemilu 2024
Mantan Ketua KPU Arief Budiman, Kecurangan Suara Pemilu Mudah Dibaca
Arief memberi contoh kasus yang patut dicurigai semisal KPU daerah lambat mengupload data C Hasil ke Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
Karena dengan begitu akan menjelaskan bagi siapapun apa yang sebenarnya terjadi.
Sebenarnya satu isu yang mengemuka adalah peletakan cloud, waktu Mas Arief mengapa tidak seperti sekarang?
Seingat saya dulu kita tidak pakai cloud. Jadi kita taruh itu di storage langsung. Dan kita semua tempatkan di dalam negeri.
Ada juga tuduhan waktu itu server kita ditaruh di luar negeri. Kita punya ruang server yang itu high security nggak pernah ada orang masuk ke situ kecuali yang memang diperbolehkan.
Kami pernah waktu itu didatangi CSO untuk melihat server yang kita punya.
Saya tunjukkan bahwa servernya ini, operatornya ini, SDM-nya dari dalam negeri.
Bahkan saya tawarkan untuk mencabut servernya itu. Kalau dicabut servernya lalu situs KPU mati berarti benar itu tidak ada di luar negeri.
Kalau ada tuduhan semacam itu sebenarnya tinggal dijawab saja apa adanya. Kalau tidak punya niat apapun publik juga akan menilai demikian.
Waktu itu ada satu kalimat yang berkali-kali saya sampaikan.
Kalau saya niat curang untuk apa saya pertontonkan, itu kan menelanjangi diri saya sendiri.
Buat saya Sirekap itu kelebihannya transparansi yang memunculkan partisipasi.
Ketika ada Sirekap partisipasi muncul dari mana-mana CSO, partai politik.
Serang menyerang biasa saja. Ketika transparansi itu dikurangi atau ditutup coba lihat partisipasi pasti menurun.
Apakah mungkin suara partai yang melawan partai penguasa bisa diganti oleh KPU daerah?
Saya itu selalu nggak paham gimana caranya curang gitu lho karena kalau semua berfungsi sesuai prosedur yang telah ditetapkan nggak mungkin ada kecurangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.