Kasus DBD di Gianyar
Baru Sehari Dirawat, Putu GKP Meninggal Dunia, Jadi Korban DBD, Kasus Melonjak di Gianyar
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar per Minggu 17 Maret 2024, kasus DBD di Gianyar mengalami lonjakan tajam.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gianyar memakan korban jiwa.
Seorang anak berusia tujuh tahun, I Putu GKP, asal Desa Tegal Tugu, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, meninggal dunia karena DBD.
Informasi dihimpun Tribun Bali, Minggu 17 Maret 2024, korban dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu 16 Maret 2024, sekitar pukul 17.30 Wita, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani Gianyar.
Korban masuk ke UGD RSUD Sanjiwani pada Jumat atau sehari sebelum meninggal dunia.
Baca juga: Antisipasi Dampak Parah Hingga Kematian Karena DBD, Ini Saran Kadiskes Gianyar
Ketika tiba di rumah sakit, korban sudah dalam kondisi syok.
"Korban anak pertama, adiknya masih balita," ujar seorang sumber Tribun Bali.
Perbekel Desa Tegal Tugu, I Ketut Putra Yasa, saat dikonfirmasi membenarkan seorang warganya meninggal dunia karena DBD.
Namun Putra menduga yang bersangkutan tidak terjangkit di wilayah Tegal Tugu.
Sebab korban bersama orangtuanya selama ini tinggal di kawasan Selat Samplangan, Gianyar.
"Ya benar (warga kami meninggal diduga karena DBD). Tapi tempat tinggalnya di Selat Samplangan, hanya KTP dan KK-nya masih tercatat di Tegal Tugu," ujarnya, kemarin.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar per Minggu 17 Maret 2024, kasus DBD di Gianyar mengalami lonjakan tajam.
Pada tahun 2023, kasus DBD yang tercatat selama 12 bulan sebesar 1.142 kasus.
Namun pada tahun 2024 ini, hanya kurun waktu dua bulan setengah, yakni Januari, Februari dan pertengahan Maret ini, Dinkes Gianyar telah mencatat ada 726 kasus.
Rinciannya, Januari sebanyak 294 kasus, Februari 266 kasus, dan dua pekan di bulan Maret ini sudah terjadi 166 kasus. Bahkan sudah menelan korban jiwa.
Kasus yang terjadi di tahun 2024 ini, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 lalu yang hanya 597 kasus.
Kepala Dinkes Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, membenarkan data tersebut.
"Ya, trend peningkatan kasus DBD meningkat 100 persen dari tahun ke tahun," ujarnya.
Menurut Ariyuni, peningkatan kasus DBD ini tak terlepas dari mulai massifnya mobilitas masyarakat.
Terlebih lagi, nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus sebagai penular masih banyak dijumpai di lingkungan sekitar, termasuk di wilayah Gianyar.
"Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi disertai mobilitas penduduk yang cepat, memudahkan sumber penularan dari suatu tempat ke tempat lainnya," kata Ariyuni.
Ariyuni mengatakan, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD di Gianyar telah dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan masyarakat secara berkesinambungan.
Pihaknya juga secara terus menerus melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus yaitu Menutup rapat semua tempat penampungan air, Menguras bak air dan Mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat perindukan nyamuk.
"Rencana kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit DBD tahun 2024 sebagian besar merupakan rutinitas yang berkesinambungan," tandasnya.
Dari sisi regulasi, Sekda Gianyar juga telah menerbitkan Surat Edaran tanggal 5 Januari 2024 tentang Kewaspadaan Peningkatan Kasus Penyakit DBD yang ditujukan pada Camat, Kepala Desa/Lurah serta Kepala UPTD Puskesmas se-Kabupaten Gianyar.
"Dalam Surat Edaran ini telah diuraikan peran masing-masing instansi, stakeholder maupun masyarakat dalam pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue," ungkapnya.
Tak sampai di situ, penyelidikan epidemiologi kejadian DBD serta kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan oleh petugas puskesmas beserta kader jumantik dan masyarakat.
Sementara untuk pemberantasan, saat ini dilakukan dengan cara abatisasi yaitu pembubuhan larvasida pada tempat penampungan air yang tidak bisa di kuras.
"Untuk kegiatan fogging, dilakukan pada daerah indikasi yang ada peningkatan kasus DBD," tandasnya.
Pihaknya berharap masyarakat tetap waspada dan selalu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara berkala seminggu sekali.
"Semua komponen harus ikut menerapkan pencegahan dan pemberantasan supaya program bisa sesuai harapan," tandasnya. (weg)
Kumpulan Artikel Gianyar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.