Berita Buleleng
Kasus Pementasan 2 Sekaa Gong Legendaris, Pemkab Buleleng Sampai Gelar Guru Piduka
Pada penampilan pertama, kedua sekaa gong itu sukses menghibur masyarakat yang hadir.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
''Kemudian kami sempat pentas satu kali, selanjutnya ada acara lain-lain. Enggalan emosi, pragat band-band gen itungange ada fashion show juga. Kami itu sekaa gong legenda, anak lingsir ketowange. Panas lah kami, kami bubar saja. Band-band gen ajumange, kalau begitu jangan mengundang gong legend," sambungnya.
Suryawan menyebut untuk pentas Sabtu malam kemarin, pihaknya juga menurunkan beberapa perangkat gamelan yang disakralkan yang distanakan di Pura Desa Adat Jagaraga.
Bahkan sebelum pentas, Suryawan mengaku sempat berdoa dan meminta restu kepada leluhurnya Gde Manik yang merupakan seorang maestro gong kebyar.
"Kami sangat kecewa, saya sing demen keneange. Tolong hargai seniman-seniman legendaris. Kalau mau bikin acara, harus profesional. Jamnya harus pasti karena persiapan kami panjang, harus merias juga. Jangan pentaskan berbarengan dengan band, karena soundnya saja sudah berbeda. Tempatnya harus dibedakan," katanya. (rtu)
Pj Bupati Minta Maaf
Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana mengatakan, pihaknya berupaya memberikan ruang untuk para seniman dan musisi untuk tampil dalam memperingati HUT Kota Singaraja tahun ini.
Terkait adanya kejadian ini, ia meminta maaf dan berjanji akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi kedepan.
"Kami memang harus menyadari, sebagus apapun yang dirancang pasti ada saja yang perlu disempurnakan. Kami juga sangat menghormati nilai-nilai budaya adiluhung dengan keberadaan sekaa gong yang juga sarananya sudah ratusan tahun,'' jelasnya.
''Selain minta maaf, saya juga minta supaya Disbud untuk menyelesaikan dengan ngaturang guru piduka. Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, karena panitia sudah bekerja keras siang dan malam. Ini jadi dasar kami evaluasi kedepan," sambung dia.
Lihadnyana mengaku akan menindaklanjuti saran dari para seniman untuk tidak menggabungkan penampilan seni tradisional dengan seni modern.
Meski sebelumnya pementasan digabung dengan tujuan untuk memperkenalkan kesenian tradisional kepada para anak muda.
"Tapi dengan kenyataan ini, kami akan evaluasi dan sesuaikan lagi kontennya. Kami tidak takut dan tidak malu untuk meminta maaf. Ini evaluasi sangat penting dan kedepan kami jadikan perbaikan. Ini adalah kejadian pertama dan terakhir," tandasnya. (rtu)
Kumpulan Artikel Buleleng
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.