Palebon Tjokorda Bagus Santaka di Ubud
Mendiang Tjokorda Bagus Santaka, Sosok Indigo & Low Profile, Sesuai Dengan Warga Ungu
Cok Wah mengatakan, mendiang Tjokorda Bagus Santaka semasa hidupnya, dikenal low profil. Selain itu, beliau juga menerapkan sifat air dalam kehidupan.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Ribuan warga dan penonton berdesak-desakan, datang ke Ubud untuk menyaksikan palebon mendiang Tjokorda Bagus Santaka hari ini, Minggu 14 April 2024.
Setidaknya 4.000an warga dari 11 banjar adat setempat hadir, pada palebon mendiang Tjokorda Bagus Santaka dari Puri Saren Kauh, Puri Agung Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
Sejak beberapa hari ini, sarana petulangan telah dipajang di depan Puri Agung Ubud, seperti lembu tangi atau lembu berwarna ungu dan naga banda.
Hal tersebut pun menjadi pusat perhatian. Terlebih lagi letak petulangan ini sangat estetik, yakni di sebelah barat Pasar Tematik Ubud.
Bahkan setiap malam, warga lokal terlebih lagi wisatawan, banyak yang 'nongkrong' di sana, mengabadikan momen dengan kamera handphone.
Namun ada makna di balik warna ungu tersebut Tribunners. Dijelaskan Tjokorda Ngurah Suyadnya atau karib disapa Cok Wah, mendiang adalah kakak tertuanya.
Cok Wah mengatakan, mendiang Tjokorda Bagus Santaka semasa hidupnya, dikenal low profil. Selain itu, beliau juga menerapkan sifat air dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Minta Bantuan Wong Samar Terkait Prosesi Palebon Mendiang Tjokorda Bagus Santaka, Ini Kata Cok Wah
Baca juga: PALEBON Kadek Narendra Krisnanda Pada Sabtu 20 April, Upacara Pengabenan Hingga Tingkat Ngelanus

"Beliau sosok yang low profil, tidak begitu ingin menonjol. Beliau hidup serba santai. Kebetulan beliau yang melanjutkan perjalanan ayah sebagai indigo," ujar Cok Wah, Jumat (12/4/2024).
Menurutnya, karena kakaknya tersebut seorang indigo, dalam palebon ini, dirinya mempersembahkan lembu berwarna ungu. Sebab diketahui, ungu merupakan salah satu warna yang identik dengan indigo.
"Kalau kita berbicara soal indigo, itu identik dengan warna ungu. Kebetulan saya sebagai adik terkecil juga gemar dengan warna ungu. Jadi saya persembahkan sesuatu dengan warna ungu," ujarnya.
Selain itu, Cok Wah juga mengatakan ada spirit positif pada warna ungu. Kata dia, di Bali warna ungu disebut tangi. Kata tangi juga memiliki makna lain, yakni bangun.

Melalui lembu tangi ini, pihaknya ingin mengajak keluarga yang ditinggalkan agar tidak terus-menerus larut dalam kesedihan.
"Dalam bahasa Bali, ungu adalah tangi, tangi juga berarti bangun. Jadi, dalam suasana sedih, dalam suasana keterpurukan kita tidak boleh terlalu larut untuk down. Kita harus bangkit dan harus metangi. Semuanya pasti berlalu dengan baik. Jadi saya persembahkan yang terbaik untuk kakak," ujarnya.
Terkait prosesi palebon, Cok Wah mengatakan, petulangan, seperti lembu, bade, naga banda dan iringin seni budaya, akan berjalan dari catuspata Ubud menuju Setra Dalem Puri di Banjar Tebesaya, Desa Peliatan, Ubud di atas pukul 12.00 Wita.
"Dalam hal ini kita libatkan 11 banjar adat, dan astungkara saya juga meminta bantuan wong samar. Mudah-mudahan berjalan dengan baik. Mohon doa restunya," ujar Cok Wah.
PALEBON Mendiang Tjokorda Bagus Santaka Disesaki Ribuan Warga, Pedagang Kamen Kecipratan Rezeki |
![]() |
---|
Lautan Manusia Sesaki Prosesi Palebon di Puri Agung Ubud, Pejabat Daerah hingga Nasional Turut Hadir |
![]() |
---|
Lautan Manusia Saksikan Prosesi Palebon Puri Agung Ubud, Tjokorda Ngurah Suyadnya Ucap Terima Kasih |
![]() |
---|
Palebon Tjokorda Santaka Gunakan Bade Tumpang 9 Setinggi 25 Meter, Berat 5 Ton, Dililit Naga Banda |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Palebon Tjokorda Bagus Santaka Dilaksanakan Hari Ini, Prosesi Dimulai dari Catuspata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.