Palebon Tjokorda Bagus Santaka di Ubud

Mendiang Tjokorda Bagus Santaka, Sosok Indigo & Low Profile, Sesuai Dengan Warga Ungu

Cok Wah mengatakan, mendiang Tjokorda Bagus Santaka semasa hidupnya, dikenal low profil. Selain itu, beliau juga menerapkan sifat air dalam kehidupan.

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
LEMBU TANGI - Lembu tangi dalam palebon di Puri Agung Ubud saat ditaruh di barat Pasar Tematik Ubud, Gianyar, Rabu (10/4). Palebon Tjokorda Bagus Santaka akan digelar, Minggu (14/4). 

Adapun banjar adat yang terlibat dalam palebon ini, mulai dari Banjar Bale Agung Ubud (terdiri dari 4 banjar), Banjar Bentuyung Sakti, Banjar Taman Kelod, dimana banjar-banjar ini merupakan banjar pokok dari Puri Agung Ubud.

Lalu ada Banjar Junjungan, Banjar Tegalantang. Juga ada Banjar Gagah Tegalalang dan Pejengaji Tegalalang. Terakhir Banjar Abianseka di Desa Mas, Ubud.

"Krama yang terlibat kurang lebih 4.000an. Peran masyarakat dalam palebon sangat luar biasa. Sebenarnya, banjar yang mengusulkan untuk ngayah sangat banyak. Tapi karena keterbatasan tempat, sehingga kami sepakati 11 banjar saja," ujar Cok Wah.

Kepala Dinas Perhubungan Gianyar, I Made Arianta, mengatakan, kantung parkir telah disiapkan untuk masyarakat atau wisatawan yang akan menyaksikan prosesi Pitra Yadnya ini. Kendaraan yang datang dari arah utara, bisa parkir di Central Parkir Batukaru.

Sementara dari arah selatan parkir di Lapangan Astina Ubud. Kendaraan dari arah barat parkir di areal parkir Museum Puri Lukisan. Sementara dari arah timur, bisa parkir di basement Pasar Tematik Ubud.

"Parkir dikelola oleh pengelola masing-masing dan dikoordinasikan pihak puri. Dishub mengelola parkir basement pasar, lapangan Ubud dikerjasamakan dengan Desa Adat Ubud, museum dan Parkir Pura Batukaru dikelola pengelola masing-masing," ujar Arianta, Jumat (12/4).

Sementara untuk lalu lintas pada 14 April itu, akan dilakukan rekayasa arus lalu lintas pukul 07.30 sampai 14.00 Wita. "Akan dilakukan pengalihan arus dan buka tutup lalin di seputaran jalan Campuhan Ubud sampai Pura Dalem Puri, Peliatan," ujarnya.

Keluarga Puri Agung Ubud, Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah meminta permakluman pada masyarakat, karena palebon ini tentunya akan menyebabkan kemacetan di sejumlah titik.

"Kami memohon maaf karena akan terjadi kemacetan. Namun bagaimanapun, Ubud ada atau tanpa adanya palebon pasti macet. Namun palebon ini, kita pakai ajang untuk seni budaya, dan ini merupakan satu kekayaan Bali yang dimiliki, dan kebetulan kita bisa melakukan di Ubud," ujarnya. (weg)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved