Palebon Tjokorda Bagus Santaka di Ubud
Minta Bantuan Wong Samar Terkait Prosesi Palebon Mendiang Tjokorda Bagus Santaka, Ini Kata Cok Wah
Sejak beberapa hari ini, sarana petulangan telah dipajang di depan Puri Agung Ubud. Seperti lembu tangi atau lembu berwarna ungu dan naga banda.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Ubud kembali berduka, setelah salah satu tokoh Puri Saren Kauh, Puri Agung Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, berpulang (meninggal dunia).
Berdasarkan informasi yang diterima Tribun Bali, palebon mendiang Tjokorda Bagus Santaka dari Puri Saren Kauh, Puri Agung Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, akan berlangsung, Minggu 14 April 2024.
Sejak beberapa hari ini, sarana petulangan telah dipajang di depan Puri Agung Ubud. Seperti lembu tangi atau lembu berwarna ungu dan naga banda.
Hal tersebut pun menjadi pusat perhatian. Terlebih lagi letak menaruh petulangan ini sangat estetik, yakni di sebelah barat Pasar Tematik Ubud.
Bahkan setiap malam, warga lokal terlebih lagi wisatawan, banyak yang 'nongkrong' di sana, mengabadikan momen dalam kamera handphone.
Baca juga: TEGA Jadikan Istri Tersangka Setelah Selingkuh, Anandira Puspita Harus Susui Anak di Rumah Tahanan
Baca juga: Tim SAR Evakuasi Jenazah Ahadi yang Terjatuh ke Sumur Sedalam 5 Meter

Tjokorda Ngurah Suyadnya atau karib disapa Cok Wah menjelaskan, bahwa mendiang Tjokorda Bagus Santaka merupakan kakak tertuanya.
Semasa hidupnya, mendiang dikenal low profile. Selain itu, beliau juga menerapkan sifat air dalam kehidupan sehari-hari.
"Beliau sosok yang low profile, tidak begitu ingin menonjol. Beliau hidup serba santai. Kebetulan beliau yang melanjutkan perjalanan ayah sebagai indigo," ujar Cok Wah.
Dikarenakan kakaknya tersebut merupakan seorang indigo, dalam palebon ini, dirinya mempersembahkan lembu berwarna ungu. Sebab diketahui, ungu merupakan salah satu warna yang identik dengan indigo.
"Kalau kita berbicara soal indigo, itu identik dengan warna ungu. Kebetulan saya sebagai adik terkecil juga gemar dengan warna ungu, jadi saya persembahkan sesuatu dengan warna ungu," ujarnya.
Selain itu, Cok Wah juga mengatakan ada spirit positif pada warna ungu. Kata dia, di Bali warna ungu disebut tangi. Kata tangi juga memiliki makna lain, yakni bangun.
Melalui lembu tangi ini, pihaknya ingin mengajak keluarga yang ditinggalkan agar tidak terus-menerus larut dalam kesedihan.

"Dalam Bahasa Bali, ungu adalah tangi, tangi juga berarti bangun. Jadi dalam suasana sedih, dalam suasana keterpurukan, kita tidak boleh terlalu larut untuk down, kita harus bangkit dan harus metangi. Semuanya pasti berlalu dengan baik, jadi saya persembahkan yang terbaik untuk kakak," ujarnya.
Terkait prosesi palebon, Cok Wah mengatakan petulangan seperti lembu, bade, naga banda dan iringin seni budaya, akan berjalan dari catus pata Ubud menuju Setra Dalem Puri di Banjar Tebesaya, Desa Peliatan, Ubud di atas pukul 12.00 Wita.
"Prosesi ke setra setelah jam 12. Dalam hal ini kita libatkan 11 banjar adat, dan Astungkara saya juga meminta bantuan wong samar. Mudah-mudahan berjalan dengan baik, mohon doa restunya," ujar Cok Wah.
palebon
wong samar
Tjokorda Bagus Santaka
meninggal dunia
Puri Saren Kauh
Puri Agung Ubud
lembu
naga banda
Cok Wah
PALEBON Mendiang Tjokorda Bagus Santaka Disesaki Ribuan Warga, Pedagang Kamen Kecipratan Rezeki |
![]() |
---|
Mendiang Tjokorda Bagus Santaka, Sosok Indigo & Low Profile, Sesuai Dengan Warga Ungu |
![]() |
---|
Lautan Manusia Sesaki Prosesi Palebon di Puri Agung Ubud, Pejabat Daerah hingga Nasional Turut Hadir |
![]() |
---|
Lautan Manusia Saksikan Prosesi Palebon Puri Agung Ubud, Tjokorda Ngurah Suyadnya Ucap Terima Kasih |
![]() |
---|
Palebon Tjokorda Santaka Gunakan Bade Tumpang 9 Setinggi 25 Meter, Berat 5 Ton, Dililit Naga Banda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.