Berita Gianyar

Puluhan Anak Disabilitas Ikuti Metatah Massal di Taman Prakerti Bhuana Gianyar Bali

Upacara diikuti oleh 30 orang disabilitas, berasal dari berbagai daerah di Bali. Suasana haru pun menyelimuti upacara ini.

I Wayan Eri Gunarta/Tribun Bali
Suasana metatah massal anak-anak penyandang disabilitas, di Taman Prakerti Bhuana, Kelurahan Beng, Gianyar, Bali, Senin 15 April 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Taman Prakerti Bhuana di Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali, menggelar upacara metatah atau potong gigi secara adat Hindu di Bali, Senin 15 April 2024.

Upacara diikuti oleh 30 orang disabilitas, berasal dari berbagai daerah di Bali. Suasana haru pun menyelimuti upacara ini.

Sebab, tak sedikit orangtua yang tak menyangka anaknya bisa mengikuti prosesi dengan khidmat, meskipun mereka dalam kondisi keterbatasan secara fisik maupun psikologis.

Baca juga: BUKTI Belum Cukup, Aduan Dugaan Perselingkuhan Lettu Ckm Agam, Kini Sedang Dalam Proses Cerai

Baca juga: Oknum Sopir Travel Dijerat UU TPKS, Masih Ditahan di Rutan Polres Jembrana

Suasana metatah massal anak-anak penyandang disabilitas, di Taman Prakerti Bhuana, Kelurahan Beng, Gianyar, Bali, Senin 15 April 2024.
Suasana metatah massal anak-anak penyandang disabilitas, di Taman Prakerti Bhuana, Kelurahan Beng, Gianyar, Bali, Senin 15 April 2024. (I Wayan Eri Gunarta/Tribun Bali)

I Made Warga, warga Sukawati merupakan salah satu orangtua yang anaknya mengikuti upacara ini. Kata dia, ia tak pernah membayangkan, anaknya bisa mengikuti upacara sakral ini dengan senyum di wajahnya.

"Syukur ada acara metatah ini, Jack sangat senang ketika mengetahui akan metatah bersama teman sesama penyandang disabilitas," ujarnya.

Owner Taman Prakerti Buana, Ida Bagus Mangku Adi Supartha mengatakan, prosesi metatah khusus disabilitas ini, bermula dari beberapa permintaan orangtua yang anaknya berkebutuhan khusus.

Mereka ingin menuntaskan kewajibannya sebagai orangtua dalam hal ritual potong gigi. Di mana dalam ajaran Hindu, salah satu kewajiban orangtua pada anak adalah melaksanakan upacara potong gigi ini. 

Dikarenakan jumlah anak penyandang disabilitas relatif banyak, sehingga ia pun menggelar upacara ini. "Metatah massal khusus penyandang disabilitas ini, merupakan bagian dari pelayanan umat.

"Sebelumnya, kami telah menjalin komunikasi dengan Yayasan Peduli Kemanusiaan (YPK) Bali, untuk menghimpun lebih banyak peserta. Dan terkumpul 30 orang peserta," ujarnya.

Suasana metatah massal anak-anak penyandang disabilitas, di Taman Prakerti Bhuana, Kelurahan Beng, Gianyar, Bali, Senin 15 April 2024.
Suasana metatah massal anak-anak penyandang disabilitas, di Taman Prakerti Bhuana, Kelurahan Beng, Gianyar, Bali, Senin 15 April 2024. (I Wayan Eri Gunarta/Tribun Bali)

Gus Aji Supartha mengatakan bahwa, TPB tercipta memang bertujuan untuk melayani umat dalam hal upacara, khususnya Manusa Yadnya.

"Metatah massal khusus penyandang disabilitas ini memang baru pertama kali digelar di TPB. Namun demikian, sejak berdiri TPB sudah sangat sering menggelar program massal, seperti bayuh oton, menek kelih, dan lain-lain secara cuma-cuma," ujarnya.

Ketua Pengurus Yayasan Peduli Kemanusiaan Bali, Elsye Suryawan mengatakan, sebelumnya beberapa orangtua anak-anak ini memang ada yang sedih, takut tidak bisa menggelar upacara metatah untuk anaknya.

"Anak-anak ini sudah kita ajak sejak usia 5 tahun, sampai kini usia mereka akil balik, para orangtua sedih belum bisa menggelar metatah untuk buah hatinya," ujar Elsye.

Setelah itu pihaknya menggelar rembuk dengan sejumlah orangtua, dan akhirnya disepakati metatah secara massal.

"Bersama komunitas orangtua, akhirnya disetujui untuk metatah bersama-sama. Karena biasanya kalau ikut metatah massal pada umumnya, anak-anak ini agak susah mengikuti.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved