Berita Klungkung

KRISIS Pelukis! Bangkitkan Generasi Muda Pelukis Wayang Kamasan di Klungkung, Begini Caranya 

Menurutnya ada beberapa hal yang membuatnya tertarik melukis Wayang Kamasan. Seperti detail lukisan, hingga pewarnaan yang baginya sangat menarik.

ISTIMEWA
Lomba melukis untuk membangkitkan pelukis-pelukis muda Wayang Kamasan, Senin (29/4/2024). 

TRIBUN-BALI.COM - I Made Sri Lama Suprapanca (17), tampak serius menggoreskan pensil di kain kanvas, Senin (29/4/2024). Tanganya tampak lihai melukis detail demi detail lukisan Wayang Kamasan.


Remaja asal Sidemen, Karangasem tersebut, merupakan satu diantara belasan siswa di Klungkung yang ikut berpartisipasi dakan lomba melukis Wayang Kamasan di Pendopo Puri Agung Klungkung.


"Saya sudah suka gambar sejak SD. Tertarik melukis Wayang Kamasan belum lama ini," ujar Panca saat ditemui disela-sela lomba melukis Wayang Kamasan.


Menurutnya ada beberapa hal yang membuatnya tertarik melukis Wayang Kamasan. Seperti detail lukisan, hingga pewarnaan yang baginya sangat menarik.

Baca juga: Kirtania Ingin Wayang Kamasan Jadi Wadah Lestarikan Warisan Leluhur

Baca juga: Hadirkan Lapangan Kerja, Menparekraf Dorong Inovasi Kewirausahaan Melalui KaTa Kreatif

Para pembicara saat menunjukkan contoh lukisan wayang Kamasan kepada peserta workshop, Senin (8/7/2019), di kalangan Ayodya Taman Budaya Art Center Denpasar.
Para pembicara saat menunjukkan contoh lukisan wayang Kamasan kepada peserta workshop, Senin (8/7/2019), di kalangan Ayodya Taman Budaya Art Center Denpasar. (Tribun Bali/Nyoman Mahayasa)


"Saya suka detail lukisan Wayang Kamasan, sangat menarik. Pewarnaannya juga unik," ujar siswa kelas XI di SMK TI Global tersebut.


Selain melukis di media kanvas, Panca juga gemar melukis di media digital. Berbagai karya design yang ia lukis kerap ia posting di akun instagramnya @anca.design_.


Sementara Panitia lomba melukis Wayang Kamasan di Klungkung, Made Susanta Puja Laksana menjelaskan, saat ini Klungkung krisis pelukis Wayang Kamasan.

Khususnya dari generasi muda. Hal ini imbas dari perkembangan teknologi, yang membuat anak-anak mulai meninggalkan seni lukis Wayang Kamasan.


"Lomba ini untuk antisipasi krisis pelukis. Kalau lomba kan anak-anak belajar (melukis Wayang Kamasan) jadinya," ungkap Made Susanta yang juga pelukis Wayang Kamasan.


Menurutnya ada beberapa kriteria yang akan dinilai, seperti  komposisi, pewarnaan, anatomi, kerumitan, hingga kebersihan.


"Dengan lomba-lomba rutin seperti ini, semoga memunculkan bibit-bibit muda pelukis Wayang Kamasan," harapnya. (mit)


 


 
 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved