Tips Kesehatan
Kualitas Hidup dan Gairah Seksual di Usia Lanjut: Perspektif dari dr. Binsar Martin Sinaga
Banyak orang memiliki anggapan bahwa masa paling bergairah untuk berhubungan seksual adalah antara usia 25 hingga 35 tahun.
TRIBUN-BALI.COM - Banyak orang memiliki anggapan bahwa masa paling bergairah untuk berhubungan seksual adalah antara usia 25 hingga 35 tahun.
Anggapan ini sering kali dikaitkan dengan puncak kesuburan dan libido pada usia tersebut.
Namun, perlu dipahami bahwa definisi "usia lanjut" telah mengalami perubahan.
Saat ini, usia lanjut umumnya dianggap dimulai dari 70 tahun, bukan 60 tahun seperti dulu.
Perubahan ini membawa konsekuensi pada persepsi tentang hubungan seksual di usia lanjut, anggapan bahwa seks di usia lanjut tidak lagi menggairahkan seperti saat muda masih banyak beredar.
Faktanya, anggapan ini tidak selalu benar.
Dilasir melalui laman Tribunhealth, banyak orang yang tetap menikmati aktivitas seksual di usia lanjut dengan cara yang berbeda dari saat mereka masih muda.
Perlu diketahui bahwa ada banyak faktor yang dapat memengaruhi gairah seksual di usia lanjut, seperti kondisi kualitas hubungan dengan pasangan, kesehatan fisik dan mental dan obat-obatan yang dikonsumsi, serta pola gaya hidup yang diterapkan.

Baca juga: Rahasia Tidur Nyenyak dan Kesehatan Tubuh, Manfaat Mematikan Lampu Saat Tidur
Baca juga: 3 Dampak Positif dan Negatif Konsumsi Kopi: Menjaga Kesehatan Jantung hingga Risiko Kecanduan
dr. Binsar Martin Sinaga, seorang medical sexsolog menyampaikan tanggapanya pada tayangan YouTobe Warta Kota prihal mood seks cepat berubah pada usia lanjut.
Dalam melakukan Aktivitas Seksual tentunya tidak hanya bisa dilakukan oleh pasangan suami istri muda saja.
Namun tak jarang yang mengeluhkan bahwa kulaitas seks pada pria lanjut usia memang mengalami penurunan.
Hal ini menuai tanggapan dari dr. Binsar Martin Sinaga bahwasanya kita perlu mengetahui definisi lanjut usia, berdasarkan tirminologi kesehatan yakni usia 65 tahun keatas.
“Kita harus tahu definisi lanjut usia menurut kesehatan, termonologi lanjut usia kita harus tahu lansia 65 tahun keatas,” ucap dr.Binsar.
dr. Binsar menjelaskan bahwa batasan usia 65 tahun ke atas sebagai usia lanjut akan berubah seiring dengan meningkatnya harapan hidup manusia. Namun, penentu kualitas hidup di usia lanjut bukan hanya sekadar usia, melainkan kualitas hidup itu sendiri.
Artinya, meskipun seseorang telah memasuki usia 65 tahun, mereka tetap dapat hidup dengan penuh gairah dan produktivitas jika memiliki kualitas hidup yang baik.
“jadi 65 tahun ke atas akan berubah seiring dengan peningkatan harapan, usia harapan hidup. Tetapi yang menjadi penentu adalah tidak sekedar usia lanjut, tapi bagaimana kualitas hidupnya, bagaimana isi dan kualitas hidup si pria tersebut,” ungkap dr. Binsar.
Menurut dr. Binsar, pada pria lanjut usia tingkat kebugaran sangat bergantung pada hormon testosterone, hormon ini memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental pria, termasuk kekuatan otot, massa tulang, dan libido.
“ini kita soroti pada pria lanjut usia, jadi memang pria tergantung pada hormon testosterone. Hormon testpsteron itu sangat mempengaruhi kinerja atau kemampuanatau kebugaran seksual pada seorang pria,” ungkapnya.
Penurunan kadar testosteron seiring bertambahnya usia dapat berdampak negatif pada kebugaran pria. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, penurunan massa otot, dan osteoporosis.
Kemudian, dr. Binsar juga menjelaskan bahwa meskipun peningkatan usia hanya menurunkan sebanyak 10 persen hormon testosteron per tahun, namun penurunan ini pasti terjadi seiring dengan bertambahnya usia.
“Kita tahu pada peningkatan umur, 1 tahun meningkat umur itu berkurang sekitar tidak sampai 10 persen, tetapi ada penurunan kadar testosteronya. Makanya, penurunan itu seiring dengan peningkatan usia, itu pasti.” Jelas dr.Binsar.
Ia juga menegaskan, bahwa gangguan seksual dan penurunan testosteron pada pria dapat dimulai sejak usia 45 tahun. Dan hal ini juga bisa menyebabkan melemahnya ereksi, ditambah jika pria memiliki komorbid.
Jadi sudah dapat dipstikan jika pada usia 45 tahun pria sudah pasti akan mengalami penurunan gairah seksualitas.
dr. Binsar memberikan saran kepada para pria yang memiliki komorbid harus berhati-hati.
“Mulailah usia 45 tahun, kita harus tahu usia periode aging. Kalau ditanya, pria usia berapa mulai ada gangguan seks? Jawabnya sudah pasti pada usia 45 tahun, testosteronnya sudah pasti akan menurun, ereksinya juga pasti mulai melemah, derajat 4 berkurang dia, derajat 3. Apalagi kalau punya komorbid, lebih cepat kayak tape,” ungkapnya.
“Nah, kembali sekarang usia 45 sudah terjadi penurunan, testosterone sudah mulai menurun. Tetapi hati-hati pada pria-pria yang punya komorbid diabetes, hipertensi. Pasti komorbid yang membutuhkan hormon testosterone.” lanjutnya.
(Luh Puja Arjani)
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.