Kebakaran di Denpasar

TERIAKAN Hingga Firasat Sebelum 1 Keluarga Tewas Terbakar di Sesetan Bali, Mereka Terjebak di Toilet

TRAGEDI kebakaran menewaskan I Made Arisanjaya (30), bersama istrinya Komang Novi Mertasari (25), dan anak mereka Putu Gede Arta Dharma Sankara (2).

Pixabay
Ilustrasi - Saksi mendengar teriakan ibu-ibu meminta tolong dan anak kecil yang menangis. Atas kejadian tersebut, saksi langsung teriak meminta tolong kepada warga sekitar. 

Tiga jenazah korban kebakaran itu telah dilakukan pemeriksaan luar di RSUP Prof Ngoerah. “Tanggal 7 Mei 2024 pukul 02.10 telah diterima 3 jenazah dengan identitas belum diketahui di Instalasi Kedokteran Forensik dan Pemulasaran Jenazah.

Tiga jenazah tersebut terdiri dari laki-laki dewasa, perempuan dewasa dan anak laki-laki,” kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah, dr Kunthi Yulianti, Selasa (7/5).

Setelah tiba di Forensik, ketiga jenazah tersebut dilakukan pemeriksaan luar dan hasilnya mengalami luka bakar serius.

Ketika ditanya kapan waktu kematiannya, dr Kunthi mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi analisa perkiraan waktu kematian.

“Pada prinsipnya banyak faktor yang mempengaruhi analisa perkiraan waktu kematian. Maka penentuan waktu kematian ini memang sesuatu yang sulit dan perlu hati-hati.

Saya masih menunggu koordinasi dengan Kepolisian. Sehingga info sementara baru seperti di atas nggih,” imbuhnya.

Kasubag Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Kresna mengatakan, pihaknya masih menanti permintaan dari kepolisian untuk melakukan autopsi.

jenazah Ari, dan istrinya serta anaknya dibawa dari RSUP Prof Ngoerah Denpasar menuju ke rumah duka sekitar pukul 14.00 wita. Jenazahnya dipulangkan dengan menggunakan dua unit mobil ambulans milik Centra Mahatmiya Bali.

Perbekel Desa Bontihing I Gede Pawata ditemui Selasa (7/5) mengatakan, proses pemulangan tiga jenazah asal Banjar Dinas Kawanan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng sempat terkendala.

Ini lantaran tarif sewa ambulans cukup tinggi. Pihaknya pun langsung berkoordinasi dengan Dinas Sosial Buleleng, sehingga pemulangan jenazah dapat dibantu oleh Centra Mahatmiya Bali.

Hal ini dilakukan mengingat keluarga almarhum Ari kurang mampu. Mereka masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Kolase foto kebakaran yang terjadi di Jalan Taman Sari 2C Blok I, Banjar Pembungan, Sesetan, Denpasar, Bali pada 6 Mei 2024 malam dan suasana terkini pasca kejadian pada 7 Mei 2024 pagi.
Kolase foto kebakaran yang terjadi di Jalan Taman Sari 2C Blok I, Banjar Pembungan, Sesetan, Denpasar, Bali pada 6 Mei 2024 malam dan suasana terkini pasca kejadian pada 7 Mei 2024 pagi. (Istimewa/Tribun Bali)

"Kalau tidak ada bantuan dari Mahatmiya, tadi kami sudah merancang membantu membayar biaya sewa ambulan lewat dana kebencanaan yang disediakan di desa," ucapnya.

Pawata menuturkan, sebelum menerima kabar tewasnya ketiga korban, ia sempat bermimpi didatangi orangtua almarhum Ari. Setelah itu, Pawata terbangun dan pergi ke kamar mandi.

"Di kamar mandi saya dengar juga ada anjing yang meraung. Sekilas saya lihat ada cahaya juga. Mungkin itu firasat ya, karena saya dan ayah almarhum cukup dekat. Kami sempat satu sekolah saat SMP," tutur Pawata.

Kemudian pada Selasa (7/5) pagi Pawata mendapat telepon dari polisi yang mengabarkan bahwa warganya I Made Arisanjaya, Komang Novi dan Putu Gede Arta Dharma Sankara, tewas terbakar di dalam kamar kosnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved