Mahasiswa STIP Tewas
KISAH Haru Mendiang Putu Satria, Mulai Dari Catatan Dirinya Hingga Sepeda Motor Kesayangan
Suasana duka masih terasa di kediaman Putu Satria Ananta Rustika (19) di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali, Kamis (8/5/2024).
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Kamar Putu Satria saat itu tampak rapi. Beberapa pakaiannya telah dikemas oleh sang ibu, untuk dibawa pada saat upacara pengabenan yang rencana akan dilaksanakan, Jumat (10/5/2024).

Di atas meja, laptop milik Putu Satria terpajang rapi. Demikian foto-foto Putu Satria dari kecil hingga foto saat Putu Satria telah menjadi taruna di STIP Jakarta.
Ibu dari tiga anak itu benar-bebar berusaha tegar, saat memandangi barang-barang milik sang putra. Namun kesedihan kembali teraut dari wajahnya, saat sembari menatapi foto putranya tersenyum saat masih balita.
"Anak saya ini memang dari kecil suka foto bergaya," kenang Nengah Rusmini. Ia lalu menunjukan seragam Putu Satria ketika SMA.
Seragam itu sudah penuh coretan saat perayaan kelulusan. Mulai dari kesan-kesan, hingga gambaran knalpot sepeda motor. Selama ini Putu Satria memang dikenal memiliki kegemaran dengan motor dua tak.
"Baju ini tidak boleh diambil atau ditaruh ke bawah kata Rio. Ini kenang-kenangannya saat SMA," ungkapnya.
Ada satu hal yang membuat perasaan Nengah Rusmini saat itu kian terpukul. Yakni ketika ia menemukan catatan yang ditulis oleh Putu Satria di buku tulis. Kemungkinan catatan itu dibuat saat Rio belum lama ini.

Dalam catatan tersebut, Rio mengungkapkan kepribadiannya.
"Saya orang yang mudah bergaul dan beradaptasi, kekurangan saya pelupa.
Saya dilahirkan untuk mengangkat derajat keluarga.
Tugas saya di keluarga adalah memberikan contoh kepada adik-adik saya.
Tugas saya kepada negara, adalah mengabdi dan membangun bangsa ini.
Tugas saya untuk diri sendiri adalah, menjadi seseorang yang bermanfaat pada lingkungan."
Demikian catatan Putu Satria yang ia tulis dengan tulisan tangan. Membaca catatan itu, Nengah Rusmini tak kuasa menahan tangis.
Perasaanya begitu terluka, membaca catatan sang putra yang memiliki motivasasi untuk mengangkat derajat keluarga, hingga menjadi contoh tauladan bagi adik-adiknya.
"Catatan ini baru saja saya baca. Saya dapat buku ini di kamar Rio. Saya berpikir, bearti apapun yang saya kasi tau, dijadikan motivasi oleh anak saya," ungkapnya sembari terisak.
Putu Satria Ananta Rustika (19) meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) di Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian itu terjadi di toilet lantai II STIP Jakarta Utara.
Awalnya korban (Putu Satria Ananta Rustika) dan teman-temannya yang masih tinggat I, dipanggil oleh senior di tingkat II.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.