World Water Forum 2024

MALUKAT Akan Jadi Agenda Bagi Delegasi WWF,  Sekolah Daring Saat WWF Masih Belum Jelas!

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, tidak ada komersialisasi dalam prosesi malukat ini. Namun akan ada dampak setelahnya.

ISTIMEWA
MALUKAT - Wisatawan saat melaksanakan ritual malukat di Pura Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar, beberapa waktu lalu. Selain kunjungi tempat wisata, delegasi WWF juga akan ditawari mengikuti tradisi malukat di Bali.  

“Melestarikan sumber-sumber mata air dengan memanfaatkan mata air sebagai bagian dari ritual, merupakan bagian dari cara masyarakat Bali menjaga hubungan baik dengan alam semesta,” ujar Tjok Bagus. (gus/sar)

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, tidak ada komersialisasi dalam prosesi malukat ini. Namun akan ada dampak setelahnya.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, tidak ada komersialisasi dalam prosesi malukat ini. Namun akan ada dampak setelahnya. (Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari)


Nanti Bisa Jadi Paket Wisata

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, tidak ada komersialisasi dalam prosesi malukat ini. Namun akan ada dampak setelahnya.

“Jadi kalau prosesi melukat bisa menjadi paket wisata, maka ini akan memberi dampak yang sangat positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitar tempat melukat khususnya dan masyarakat Bali umumnya,” ujarnya.

Ia katakan, melukat tidak jauh beda dengan yoga. Kedua kegiatan ini berasal dari keyakinan tertentu yaitu Hindu dan memiliki nilai sangat universal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

“Kalau ditarik ke dunia kesehatan, melukat juga bisa masuk ke aktivitas wellness yaitu kebugaran yang memanfaatkan sarana air,” papar Tjok Bagus.

Kata dia, malukat sangat relevan dengan tema WWF yang akan banyak membicarakan masalah air.

“Oleh karena itu, wisata melukat juga sangat cocok ditawarkan kepada delegasi WWF agar mereka melihat secara nyata bagaimana masyarakat Bali menjaga dan melestarikan sumber-sumber mata air dengan kearifan lokal yang dimiliki,” pungkasnya. (gus/sar)

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved