Kebakaran di Denpasar

Duka Mendalam: Pemakaman I Made Arisanjaya, Istri, dan Anak di Kecamatan Kubutambah Buleleng

Prosesi pemakaman korban kebakaran yang tewaskan satu keluarga di kos-kosan di Sesetan, Denpasar, Bali dilaksanakan hari ini, Jumat, 10 Mei 2024.

|
Kolase Tribun Bali/ Ratu Ayu Astri Desiani
Prosesi penguburan jenazah tiga korban kebakaran di Setra Desa Adat Bontihing, Jumat (10/5) 

"Saya kemudian ke lokasi kejadian. Memang benar kontrakan ipar saya. Dan ada yang meninggal. Kan istrinya dari Kintamani nikah ke Bontihing Buleleng," imbuhnya.

Dia pun memastikan ke RSUP Prof IGNG Ngoerah (Sanglah) terkait kebenaran itu. Di RSUP Ngoerah, saat dilihat, kondisi adik iparnya sudah gosong dan tak bisa dikenali karena hidungnya rusak.

Barulah saat melihat jenazah anak korban, ia menjadi yakin. Ia juga mendengar informasi jika ketiga korban ditemukan di kamar mandi.

Ketiga korban tersebut baru 3 bulan kos di lokasi tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pemilik kos Nyoman Sana asal Sidemen Karangasem. Menurut Nyoman Sana, ada tiga blok rumah kos dan kontrakan di lokasi tersebut.

Blok pertama dimiliki oleh dirinya dengan jumlah 4 kamar kos dan ludes terbakar. "Ada empat kamar kos, tapi yang terisi tiga kamar. Dan satunya lagi baru mau akan ada yang kos, tapi sudah terbakar," katanya.

Blok kedua dimiliki sang adik, Ketut Suardana yang merupakan satu rumah kontrakan. Di rumah kontrakan inilah satu keluarga asal Buleleng ini meninggal terpanggang.

"Awalnya itu mau dipakai rumah tinggal oleh adik saya. Namun karena agak sempit dan sudah ada anak 3 orang, adik saya pindah dan ngontrak rumah yang lebih luas," tuturnya.

Sementara itu, di blok ketiga yang berada paling utara merupakan kos-kosan milik adik perempuannya bernama Ni Wayan Sutari. Di blok ketiga ini ada 6 kamar kos, namun tidak terlalu terdampak kebakaran ini.

"Hanya dua tempat ini yang parah. Kos saya ada 4 kamar dan satu rumah kontrakan adik saya," katanya.

Ia mengaku mengetahui kebakaran ini sekitar pukul 23.00 Wita. Dia saat itu sedang berada di Karangasem dihubungi oleh kerabatnya bahwa kosnya terbakar. Dia pun datang Selasa pagi dan mendapati sudah hangus terbakar. Selain itu, ada tiga orang meninggal di rumah kontrakan milik adiknya.

Dia mengatakan api muncul dari rumah kontrakan yang menyebabkan korban jiwa.

"Sebelum kebakaran, karena jualan online, korban sempat menurunkan barang jualan berupa kasur," imbuhnya.

Dia menambahkan, tanah tempat kontrakan maupun kos tersebut bukanlah miliknya.

"Saya dan adik-adik juga ngontrak selama 25 tahun dari warga sini namanya Nyoman Kartika. Baru berjalan 10 tahun. Intinya saya investasi saat ada KUR itu," katanya. 

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved