Mahasiswa STIP Tewas

Pengabenan Putu Satria, Baliho Wajah Tersangka Terpajang di Kuburan Desa Gunaksa Klungkung Bali

Pengabenan Putu Satria, Baliho Wajah Tersangka Terpajang di Kuburan Desa Gunaksa Klungkung Bali

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Baliho yang berisi wajah pelaku kekerasan terhadap Putu Satria, terpajang di kuburan Desa Adat Gunaksa, Klungkung, Bali pada Jumat 10 Mei 2024. 

Keempat tersangka merupakan taruna tinggal II atau senior dari korban (Putu Satria Ananta Rustika).

Pihak keluarga sudah mengetahui informasi penambahan tersangka itu, Rabu 8 Mei 2024 sore.

"Kemarin sore sudah dapat informasi dari Jakarta. Infonya ada penambahan 3 tersangka, jadi 4 orang," ujar Nengah Rusmini yang juga tenaga medis di RSUD Klungkung.

Rusmini menegaskan, pihak keluarga dan kuasa hukum masih terus mencari bukti baru, agar semua pelaku yang ikut melakukan kekerasan terhadap anaknya dapat ditangkap.

"Memang dari awal sudah ganjil. Tubuh anak saya banyak luka lebam seperti itu, kok tersangka hanya satu orang. Itu tidak mungkin. Saya yakin pelakunya lebih dari 1 orang," ungkap Rusmini.

Kolase foto Putu Satria semasa hidup (kanan) dan saat di evakuasi petugas.
Kolase foto Putu Satria semasa hidup (kanan) dan saat di evakuasi petugas. (ist)

 

Ia akan terus mencari keadilan demi putranya, sampai semua pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Saya sangat memohon bantuan rekan media untuk mengawal kasus ini, sehingga keluarga mendapat keadilan yang seadil-adilnya. Sehingga kematian anak saya ini tidak sia-sia," jelas Rusmini sembari meneteskan air mata.

Sementara pihaknya belum menerima permintaan maaf dari pihak keluarga pelaku.

"Permintaan maaf belum ada (dari keluarga pelaku), tidak ada itikad baik sama sekali," ungkap Rusmini.

Menhub Minta Maaf

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta maaf ke keluarga Putu Satria Ananta Rustika di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Kamis 9 Mei 2024.

Kamis pagi, Budi Karya Sumadi dan rombongan mendatangi langsung rumah duka Putu Satria, yang meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta.

"Kami ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa langsung ke keluarga. Saya menyampaikan penyesalan sedalam-dalamnya. Meminta maaf atas kejadian yang terjadi di STIP 3 Mei lalu, hingga menyebabkan ananda Putu Satria Ananta Rustika berpulang," ungkap Budi Karya Sumadi di hadapan keluarga.

Menurut Budi, kejadian ini menjadi hal yang sangat mendalam baginya.

Sehingga membuatnya mengambil langkah untuk mereformasi intitusi pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan, termasuk STIP.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved