Mahasiswa STIP Tewas

Pengabenan Putu Satria, Baliho Wajah Tersangka Terpajang di Kuburan Desa Gunaksa Klungkung Bali

Pengabenan Putu Satria, Baliho Wajah Tersangka Terpajang di Kuburan Desa Gunaksa Klungkung Bali

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Baliho yang berisi wajah pelaku kekerasan terhadap Putu Satria, terpajang di kuburan Desa Adat Gunaksa, Klungkung, Bali pada Jumat 10 Mei 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA – Upacara pengabenan Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) yang meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya dilaksanakan, Jumat 10 Mei 2024. 

Ribuan warga mengiringi jenazah dari rumah duka hingga menuju ke Setra Desa Adat Gunaksa. 

Sesampai di Setra (kuburan) Adat Gunaksa, terpajang baliho berukuran 4 meter X 6 meter yang memajang wajah dari pelaku utama yang melakukan pemukulan terhadap Putu Satria. 

Baliho itu dipasang, Kamis malam 9 Mei 2024 oleh rekan-rekan satu kampung Putu Satria.

"Ini ide dari kami, biar masyarakat tau ini wajah pembunuh saudara-saudara kami," ujar seorang pemuda dari Desa Gunaksa, Kadek Kariyasa, Jumat 10 Mei 2024.

Pemuda di Desa Gunaksa, khususnya teman-teman nongrong dari Putu Satria merasa sangat kehilangan pemuda berusia 19 tahun tersebut.

"Kami berharap hukum bisa ditegakkan, saudara kami (Putu Satria) bisa mendapat keadilan," jelas dia.

 

Putu Satria Ananta Rustika (19) meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) di Jakarta, Jumat 3 Mei 2024.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian itu terjadi di toilet lantai II STIP Jakarta Utara.

Baca juga: Suasana Terkini Rumah Mendiang Putu Satria di Klungkung Bali Jelang Prosesi Pengabenan Hari Ini

Awalnya korban (Putu Satria Ananta Rustika) dan teman-temannya yang masih tinggat I, dipanggil oleh senior di tingkat II.

Seniornya yang bernama Tegar asal Bekasi, sempat menayakan siapa yang meminta korban dan rekan-rekanya memakai pakaian olahraga ke gedung pendidikan lantai 3.

Korban dan rekan-rekannya kemudian diminta berbaris berjejer.

Kemudian tegar memukul ulu hati korban dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali.

Hal itu membuat korban terkapar dan meninggal dunia. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved